BeritaInvestor.id – Nilai cadangan devisa Indonesia turun drastis pada bulan Februari, menjadi penurunan terbesar sejak April 2024, ketika rupiah menghadapi tekanan terburuknya. Saat ini, dengan nilai rupiah yang masih rentan, penurunan cadangan devisa mungkin akan membatasi Bank Indonesia untuk memangkas bunga acuan pada pertemuan bulan ini.
Penurunan Cadangan Devisa
Menurut laporan terbaru, cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari menurun sebesar US$ 1,6 miliar menjadi US$ 154,5 miliar. Penurunan ini terjadi karena adanya pembayaran utang luar negeri dan kebutuhan intervensi untuk menstabilkan nilai rupiah. Meskipun turun, nilai ini masih cukup baik karena setara dengan 6,6 bulan impor.
Gejolak Pasar dan Permintaan Dolar AS
Di bulan Februari, nilai rupiah merosot sekitar 1,7%, dan sempat menyentuh level terendah sejak krisis moneter 1998, yaitu Rp16.592/US$. Selain itu, arus keluar modal asing mencapai lebih dari Rp7 triliun dari pasar saham. Pada bulan ini, ada tanda-tanda investor asing mulai kembali berinvestasi, namun jumlahnya masih relatif kecil.
Strategi Bank Indonesia
Walaupun ada beberapa tanda bahwa modal asing masuk lagi, Bank Indonesia kemungkinan besar tidak akan memangkas bunga acuan dalam waktu dekat. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti musim pembayaran dividen yang dapat meningkatkan permintaan dolar AS di pasar. Analis dari Mega Capital Sekuritas menyatakan bahwa BI akan lebih fokus pada stabilisasi nilai tukar daripada inflasi saat ini.
Di masa mendatang, ada kemungkinan cadangan devisa akan meningkat seiring dengan penerapan kebijakan mandatory penempatan Devisa Hasil Ekspor secara domestik. Hal ini bisa memberikan dampak positif bagi perekonomian dan stabilitas nilai rupiah.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.