BeritaInvestor.id – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO), perusahaan yang berfokus pada Energi Baru dan Terbarukan (EBT), menunjukkan performa mengesankan pada perdagangan sesi II Senin (25/9/2023). Saham PGEO berhasil melonjak 1,27% menjadi Rp 1.595 per saham per pukul 15:11 WIB, setelah sebelumnya mengalami lonjakan mencapai 4,13% dalam sesi perdagangan pertama hari itu.
Tren positif ini membawa saham PGEO terbang hingga 82,29% dari harga IPO-nya. Bahkan dalam satu bulan terakhir, saham PGEO mencatatkan pertumbuhan sebesar 36,48%. Transaksi saham PGEO mencapai 19.245 kali dengan volume mencapai 159,84 juta lembar saham dan nilai transaksi mencapai Rp 257,23 miliar. Kapitalisasi pasar saat ini mencapai Rp 66,03 triliun.
Pada pukul 14:51 WIB, pada order bid atau beli, saham PGEO memiliki antrian beli terbanyak dengan harga Rp 1.570 per saham, mencapai 35.532 lot atau setara dengan Rp 5,6 miliar. Di sisi lain, pada order offer atau jual, posisi dengan antrian jual terbanyak adalah pada harga Rp 1.640 per saham, mencapai 37.832 lot atau setara dengan Rp 6,2 miliar.
Kenaikan signifikan saham PGEO ini terjadi menjelang peluncuran bursa karbon pada Selasa, tanggal 26 September 2023. Bursa Efek Indonesia (BEI) telah resmi ditunjuk oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai penyelenggara bursa karbon.
Jeffrey Hendrik, Direktur Pengembangan BEI, menjelaskan bahwa BEI sedang melakukan proses finalisasi aturan bursa karbon tersebut sesuai dengan Peraturan OJK Nomor 14 tahun 2023. Langkah awal yang ditargetkan adalah membangun infrastruktur dan ekosistem bursa karbon yang kuat.
Menurutnya, infrastruktur dan ekosistem yang baik adalah kunci kesuksesan dalam menjaga keseimbangan antara supply dan demand serta pengembangan sistem perdagangan dan pengawasan yang efisien.
OJK juga telah menerbitkan aturan teknis melalui Nomor 12/SEOJK.04/2023 tentang Tata Cara Penyelenggaraan Perdagangan Karbon Melalui Bursa Karbon. Dengan peluncuran bursa karbon ini, Indonesia akan memainkan peran yang lebih besar dalam upaya pengendalian dampak perubahan iklim secara global, mengingat sebagian besar pemenuhan pengurangan emisi karbonnya berbasis pada sektor alam.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor