BeritaInvestor.id – Pada awal perdagangan Senin (3/7/2023), bursa saham Asia-Pasifik mengalami kenaikan secara kompak, menjelang rilis data aktivitas manufaktur di kawasan tersebut, terutama di China. Pada pukul 08:30 WIB, indeks Nikkei 225 Jepang melonjak 1,49%, Hang Seng Hong Kong menguat 0,56%, Shanghai Composite China bertambah 0,22%, Straits Times Singapura naik tipis 0,01%, ASX 200 Australia terapresiasi 0,14%, dan KOSPI Korea Selatan melesat 1,24%.
Data aktivitas manufaktur yang diwakili oleh Purchasing Manager’s Index (PMI) terus dirilis di kawasan Asia-Pasifik. Negara-negara seperti Australia, Singapura, Jepang, Indonesia, dan China (versi Caixin) akan merilis data PMI manufaktur hari ini.
Di Australia, investor sedang menantikan keputusan suku bunga terbaru dari bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) yang akan diumumkan pada Selasa besok.
Selain itu, investor juga memperhatikan pertemuan antara Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS), Janet Yellen, dengan pejabat senior China yang akan berlangsung pekan ini di Beijing.
Departemen Keuangan AS menyatakan bahwa Yellen akan membahas “bagaimana AS dan China dapat mengelola hubungan kita secara bertanggung jawab”, berkomunikasi langsung mengenai bidang-bidang yang menjadi perhatian, dan bekerja sama untuk mengatasi tantangan global.
Departemen Keuangan AS juga berjanji akan memberikan rincian lebih lanjut tentang perjalanan tersebut di masa mendatang.
Sementara itu, kenaikan yang terjadi di bursa Asia-Pasifik juga terjadi seiring dengan performa positif di Wall Street, pasar saham AS, pada perdagangan Jumat pekan lalu.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup menguat 0,84%, S&P 500 melonjak 1,23%, dan Nasdaq Composite berakhir dengan kenaikan sebesar 1,45%.
Selama satu minggu terakhir, ketiga indeks utama tersebut rata-rata mengalami kenaikan sebesar 2%.
Dalam enam bulan terakhir, saham-saham teknologi yang sempat tertekan pada tahun 2022 kembali bangkit seiring dengan ekspektasi yang tinggi terhadap teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan harapan akan berakhirnya kebijakan suku bunga yang ketat dari bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).
Saham-saham teknologi AS menjadi pendorong utama dari sebagian besar kenaikan pasar pada tahun 2023. Produsen chip kecerdasan buatan, Nvidia, mengalami lonjakan sebesar 3,6% pada Jumat dan telah mengalami kenaikan lebih dari 189% sepanjang tahun ini.
Pada Jumat, saham Netflix naik sekitar 2,9%. Selain itu, Meta Platforms, Microsoft, dan Amazon masing-masing mengalami kenaikan sebesar 1,9%, 1,6%, dan 1,9%. Saham Apple juga menguat 2,3% dan mencapai kapitalisasi pasar di atas US$3 triliun.
Meskipun terjadi kenaikan yang signifikan, beberapa pihak di Wall Street memperkirakan adanya volatilitas di paruh kedua tahun ini dan kemungkinan adanya investor yang akan mengambil keuntungan dari reli saham tersebut.
Hal ini, ditambah dengan perubahan kondisi teknis, dapat menyebabkan pergerakan yang mendatar atau sedikit koreksi di indeks S&P, seperti yang diungkapkan oleh Anna Han, ahli strategi ekuitas di Wells Fargo Securities.
Disclamer : keputusan pembelian /penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor