BeritaInvestor.id – Bursa saham Asia diperkirakan akan menguat pada perdagangan Kamis (13/03/2025) setelah inflasi di AS lebih rendah dari yang diperkirakan, yang membantu Wall Street bangkit dari dua hari kerugian yang tajam.
Kenaikan Indeks Saham
Indeks saham berjangka di Jepang dan Australia mengalami kenaikan menyusul lonjakan S&P 500 sebesar 0,5% pada Rabu (12/03/2025) dan Nasdaq 100 yang naik 1,1%. Ini adalah kenaikan pertama bagi indeks utama AS sejak Jumat lalu, meskipun secara keseluruhan masih turun lebih dari 3% sepanjang pekan ini. Namun, kontrak berjangka saham di Hong Kong melemah setelah penurunan pada indeks perusahaan-perusahaan China yang terdaftar di AS.
Kondisi Obligasi dan Respons Pasar
Imbal hasil obligasi AS cenderung stabil setelah laporan inflasi, dengan imbal hasil obligasi US Treasury tenor 10 tahun naik tiga basis poin menjadi 4,3%, sedangkan obligasi tenor dua tahun naik empat basis poin. Indeks dolar AS tidak banyak bergerak pada Rabu.
Mark Hackett dari Nationwide menjelaskan, investor merasa membeli saham saat ini seperti “menangkap pisau yang jatuh”. Meskipun, kondisi pasar menunjukkan adanya potensi pemulihan karena oversold yang ekstrem dan pesimisme yang meluas.
Pernyataan Presiden AS
Pada Rabu, Presiden Donald Trump menyampaikan bahwa AS akan merespons balasan dari Uni Eropa terkait tarif baru 25% yang dikenakan pada impor baja dan aluminium. Hal ini meningkatkan risiko eskalasi lebih lanjut dalam perang dagang global. Kanada juga mengumumkan tarif 25% atas barang-barang AS yang nilainya mencapai $20,8 miliar.
Data Inflasi dan Proyeksi
Inflasi AS pada bulan Februari terukur dengan Indeks Harga Konsumen naik 0,2%, lebih rendah dari perkiraan 0,3%. Data ini memberi sedikit kelegaan bagi perekonomian AS di tengah kekhawatiran bahwa tarif impor dapat meningkatkan harga konsumen.
Oscar Munoz dan Gennadiy Goldberg dari TD Securities menekankan bahwa meskipun data inflasi terbaru memberi sedikit kelegaan, ketidakpastian tetap tinggi karena kebijakan perdagangan dapat mempengaruhi inflasi di masa depan. Mereka yakin bahwa Federal Reserve kemungkinan tidak akan mengubah arah kebijakan dalam waktu dekat.
Rilis Data Ekonomi Penting
Laporan indeks harga produsen (IHP) AS yang akan dirilis Kamis akan menjadi indikator penting bagi The Fed dalam menentukan kebijakan inflasi. Data lainnya dari Asia termasuk indeks keyakinan konsumen Thailand dan produksi industri, sedangkan India dan China diperkirakan merilis data perdagangan dan suplai uang sebelum pertengahan Maret.
Pendukung Kenaikan Saham Teknologi
Penguatan indeks saham AS pada Rabu sebagian besar didorong oleh kenaikan saham-saham teknologi. Indeks Magnificent Seven, yang berisi saham teknologi terkemuka, mencatat kenaikan 2,3%, hari terbaiknya sejak Januari. Analis teknikal Jonathan Krinsky dari BTIG menyebut bahwa ini adalah pemulihan dari level oversold yang ekstrem, meskipun belum menjadi titik terendah yang terakhir.
Reaksi di Pasar Global
Di pasar mata uang, yen tetap stabil, sedangkan China tidak berencana untuk melakukan intervensi di pasar obligasi meskipun imbal hasil mencapai level tertinggi sejak 2008. Harga emas bertahan di sekitar $2.934 per ons dan minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik untuk sesi ketiga berturut-turut.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.