BeritaInvestor.id – PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) melaporkan sisa dana hasil initial public offering (IPO) mencapai Rp9,8 triliun hingga September 2024. Dana ini menjadi penopang utama bagi Bukalapak untuk mengurangi dampak kerugian yang terus berlanjut.
Berdasarkan laporan keuangan per September 2024, Bukalapak mencatat pendapatan konsolidasi sebesar Rp3,99 triliun, hanya naik tipis 1,82% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp3,34 triliun. Dari total pendapatan tersebut, segmen marketplace memberikan kontribusi terbesar senilai Rp1,74 triliun atau sekitar 51,07%. Sedangkan segmen online-to-offline menyumbang Rp1,66 triliun.
Namun, beban pokok pendapatan Bukalapak juga mengalami peningkatan, terutama di segmen marketplace yang melonjak 27,5% menjadi Rp1,26 triliun. Segmen online-to-offline mencatat kenaikan beban pokok sebesar 2,94% menjadi Rp1,53 triliun. Total beban pokok pendapatan Bukalapak meningkat 12,27% secara tahunan menjadi Rp2,79 triliun, yang berdampak pada kenaikan rugi usaha sebesar 2,11% secara tahunan menjadi Rp1,32 triliun.
Peran Dana IPO dalam Menopang Kinerja
Bukalapak masih memiliki dana IPO yang disimpan dalam berbagai instrumen keuangan seperti deposito, giro, dan obligasi. Dari pengelolaan dana ini, Bukalapak mencatat pendapatan keuangan sebesar Rp783,77 miliar, naik signifikan 27,74% secara tahunan. Positifnya, pencatatan perubahan nilai wajar investasi jangka panjang mencapai Rp45,26 miliar, dibandingkan kerugian Rp16,08 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Meski demikian, kerugian Bukalapak per kuartal III-2024 menurun 23% menjadi Rp597,34 miliar. Namun, jika faktor pendapatan keuangan dikeluarkan dari perhitungan, kerugian Bukalapak sebenarnya sudah mencapai Rp1,36 triliun.
Langkah Strategis: Hentikan Penjualan Produk Fisik
Bukalapak mengambil langkah strategis dengan menghentikan layanan penjualan produk fisik di marketplace, bisnis utama mereka sejak awal berdiri. Mulai 9 Februari 2025, Bukalapak akan fokus pada produk virtual seperti pulsa, token listrik, dan layanan pembayaran lainnya.
Manajemen Bukalapak menegaskan bahwa keputusan ini bukan berarti menutup platform marketplace sepenuhnya. Platform tetap beroperasi, tetapi fokusnya dialihkan untuk mendukung transformasi bisnis ke arah yang lebih menguntungkan.
“Langkah ini bertujuan untuk mendukung upaya kami mencapai EBITDA positif dan memastikan keberlanjutan bisnis yang sehat,” ungkap manajemen Bukalapak.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor