BeritaInvestor.id – Kementerian BUMN terus berupaya menggaet investor strategis bagi PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) atau BSI. Meskipun berbagai roadshow di Timur Tengah telah dilakukan, hingga kini belum ada investor strategis yang pasti bagi BSI. Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan kekhawatirannya bahwa BSI mungkin tidak akan mendapatkan investor strategis hingga akhir masa jabatannya pada Oktober 2024.
Satu dari 88 Proyek Strategis
Erick Thohir menyatakan bahwa pencarian investor strategis bagi BSI merupakan satu dari 88 proyek strategis Kementerian BUMN yang harus diselesaikan hingga Oktober 2024. Dari 88 proyek tersebut, 87 di antaranya diperkirakan akan selesai tepat waktu. “Tinggal satu proyek yang saya khawatirkan, yaitu mencari partner strategis untuk BSI,” ujar Erick Thohir.
Menurut Erick, BSI memerlukan investor strategis dari Timur Tengah untuk memperluas sayap bisnisnya ke depan. Ini sejalan dengan target Kementerian BUMN yang ingin mendorong BSI masuk ke dalam 8 besar bank syariah terbesar di dunia. “Kami sudah melakukan beberapa kali roadshow, tetapi hingga kini belum ada hasil. Saya harus mengakui bahwa mungkin hingga BSI belum menemukan partner strategis, itu salah satu yang belum tercapai, bukan berarti berhenti,” tuturnya.
Upaya Mendapatkan Investor Strategis
Rencana mencari investor strategis di BSI muncul pada awal 2023. Dalam Global Islamic Finance Summit (GIFS), Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan bahwa BSI tengah menggenjot kepemilikan saham publik atau free float. Oleh karena itu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) akan keluar dari jajaran pemegang saham BSI. Saat ini, BRI dan BNI masing-masing memiliki 15,38% dan 23,24% kepemilikan saham di BSI. Sementara itu, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) akan tetap bertahan sebagai pemegang saham pengendali dan pemerintah akan tetap memegang saham dwiwarna di BSI.
Jalan Berliku Mencari Investor
Lepasnya kepemilikan saham BRI dan BNI di BSI akan membuka jalan bagi masuknya investor strategis baru. “Ini akan dilihat komposisinya di pasar, BNI dan BRI exit, siapa yang akan gantikan, dan berapa size-nya?” ujar Kartika Wirjoatmodjo pada Februari 2023. Ada beberapa investor potensial yang bisa masuk, terutama dari Timur Tengah. Erick Thohir pun dikabarkan menjajaki investor strategis dari Arab Saudi. Pada Juni 2023, Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan bahwa Kementerian BUMN terus melakukan penjajakan investor strategis bagi BSI. “Mana yang memungkinkan memberikan sinergi bagi bank,” ujarnya.
Upaya Menjaring Investor
Oktober 2023, roadshow ke Timur Tengah dilakukan dalam upaya menggaet investor strategis. Namun, berbagai tantangan dihadapi Kementerian BUMN. Erick Thohir mengatakan sebagian investor global ingin masuk sebagai pemegang saham BSI dengan komposisi sebesar 15%-20%, sementara tawaran yang diberikan berkisar di angka 10%-11%. “Mereka ingin masuk kalau bisa lebih dari 10%, tidak seperti yang kami tawarkan hanya 10%-11%. Kalau bisa 15% atau 20% sehingga menjadi strategic partner,” kata Erick dalam konferensi pers di Gedung Kementerian BUMN pada 19 Desember 2023.
Ketertarikan Abu Dhabi Islamic Bank (ADIB)
Baru-baru ini, muncul kabar ketertarikan investor strategis asal Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, yaitu Abu Dhabi Islamic Bank (ADIB). Menurut sumber yang enggan disebutkan namanya, BSI dan ADIB tengah berdiskusi mengenai pembelian saham minoritas dengan nilai sekitar US$1,1 miliar.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor