BeritaInvestor.id – PT Darma Henwa Tbk (DEWA) mempertimbangkan pelaksanaan aksi korporasi berupa penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD), yang lebih dikenal sebagai private placement. Tindakan ini dilakukan untuk membuka pintu bagi Grup Salim agar dapat menjadi pemegang saham di emiten kontraktor tambang DEWA.
Indikasi kuat mengenai rencana ini muncul ketika DEWA mengumumkan bahwa mereka akan melakukan audit atas Laporan Keuangan yang berakhir pada 30 September 2023, yang sesuai dengan akhir kuartal III 2023.
Dalam pengumuman tersebut, manajemen DEWA menyebut bahwa audit laporan keuangan ini adalah bagian dari persiapan untuk menyusun Laporan Keuangan Auditan yang berakhir pada 31 Desember 2023.
“Sesuai dengan ketentuan, kami akan menyampaikan Laporan Keuangan tersebut paling lambat pada tanggal 31 Desember 2023,” demikian keterangan yang diunggah oleh pihak DEWA dalam pengumuman tersebut.
Pada umumnya, suatu perusahaan akan melakukan audit laporan keuangan berkala ketika mereka berencana untuk melakukan aksi korporasi besar.
Dalam kasus private placement DEWA, rencananya melibatkan Grup Salim yang akan menyuntikkan modal hingga sekitar Rp 1,8 triliun. Jumlah modal yang akan disuntikkan ini diperkirakan cukup besar, mungkin bahkan melebihi 10% dari modal yang telah ditempatkan dan disetor oleh perusahaan.
Sebagai informasi, peraturan pasar modal di Indonesia membatasi aksi korporasi Private Placement hingga 10% dari modal yang telah ditempatkan dan disetor oleh perusahaan, sehingga aksi korporasi dengan nilai besar seperti ini akan memerlukan persetujuan dan pengawasan dari otoritas regulasi.
Dalam sejarah pasar modal Indonesia, sudah ada beberapa perusahaan yang pernah melaksanakan aksi korporasi private placement dengan nilai di atas 10% dari modal yang ditempatkan dan disetor, dengan syarat mendapatkan lampu hijau dari regulator. Beberapa contohnya adalah PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP).
Grup Salim telah masuk ke dua perusahaan terafiliasi Grup Bakrie, yaitu BUMI dan anak usahanya PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS). DEWA kemungkinan menjadi target selanjutnya. Grup Salim memasuki BUMI melalui Mach Energy (Hongkong) Limited (MEL) melalui skema private placement pada Oktober tahun sebelumnya dan menguasai 45,78% saham BUMI pada akhir September 2023.
Sementara itu, Anthoni Salim menggunakan Emirates Tarian Global Ventures SPV sebagai kendaraan investasi untuk memasuki BRMS, dengan porsi kepemilikan terbesar di perusahaan tambang emas tersebut, mencapai 25,10%.
Untuk kinerja keuangan semester I 2023, DEWA melaporkan laba bersih sebesar Rp 12,76 miliar, menunjukkan perbaikan signifikan dibandingkan dengan periode yang sama di 2022 yang mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 118,21 miliar.
Pendapatan bersih DEWA tumbuh sebanyak 26,95% secara tahunan (YoY) dari Rp 2,81 triliun pada semester I 2022 menjadi Rp 3,47 triliun pada periode yang sama di tahun 2023.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor