BeritaInvestor.id – Dampak Tarif Trump terhadap Dolar AS
Bank of America Corp (BofA) memperkirakan bahwa kebijakan tarif Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, akan memberi dampak negatif pada nilai dolar AS meski awalnya mungkin meningkatkan nilai mata uang tersebut. “Dolar kemungkinan tidak akan menyukai tarif ini,” tulis Athanasios Vamvakidis, Kepala Strategi FX G-10 BofA, dalam catatannya pada Rabu (12/2/2025). Menurutnya, jika tarif diterapkan secara luas dan mendapatkan balasan dari negara lain, dolar bisa melemah.
Dolar sebagai Safe Haven
Tarif yang diterapkan AS saat ini telah meningkatkan daya tarik dolar sebagai mata uang cadangan dunia, karena diangap sebagai safe haven di tengah ketidakpastian perdagangan global dan risiko inflasi di AS. Indeks Spot Dolar Bloomberg naik sekitar 7% sejak akhir September, didorong oleh pertumbuhan ekonomi AS yang kuat serta pengumuman tarif baru bagi sekutu dan musuh.
Efek Pemberlakuan Tarif pada Perdagangan Global
Indeks ini mengalami lonjakan lebih dari 1% minggu lalu setelah Trump mengumumkan tarif 25% untuk impor dari Meksiko dan Kanada, namun langsung merosot setelah kedua negara berhasil mencapai kesepakatan untuk menunda tarif tersebut. AS juga berencana mulai mengenakan tarif 25% untuk semua impor aluminium dan baja pada 12 Maret, yang dikhawatirkan dapat mengganggu pasar logam global.
Dampak Jangka Panjang terhadap Produktivitas
Negara-negara lain kini berusaha bernegosiasi dengan AS untuk menghindari dampak tarif ini. Vamvakidis menyatakan, jika Trump menerapkan tarif 10% atau 20% pada semua impor, negara-negara lain kemungkinan akan membalas, yang membuat AS lebih rentan. “Semua pihak akan merugi, tetapi AS bisa merasakan dampak terburuk,” ujarnya. Ia menekankan bahwa langkah proteksi perdagangan yang meningkat di AS tidak hanya akan merugikan negara lain, tetapi juga akan mengganggu produktivitas jangka panjang AS dan akhirnya melemahkan dolar.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.