BeritaInvestor.id – Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi agresif di pasar valuta asing (valas), surat utang, dan pasar offshore untuk menopang rupiah yang terdepresiasi 1,63% ke level Rp16.835/USD pada hari perdagangan pertama pasca-Lebaran. Direktur BI Fitra Jusdiman menyatakan intervensi dilakukan di pasar spot domestik, forward (NDF), dan Surat Utang Negara (SUN).
Pelemahan Rupiah di Level Terendah Asia Rupiah anjlok menjadi mata uang paling lemah di Asia setelah baht Thailand. Data Bloomberg menunjukkan rupiah turun 1,63% ke Rp16.835/USD hari ini, sementara baht terpuruk 1,21%. Sementara yuan offshore hanya melemah 0,97%.
Pasar SUN Dibombardir Arus Jual BI juga mengatasi tekanan jual besar di pasar SUN. Yield SUN 10 tahun melonjak hingga 17 basis poin (bps). Tenor SUN pendek seperti 1 tahun dan 5 tahun naik masing-masing 20,1% dan 11,8%, sementara tenor panjang mengalami penurunan.
Gejolak Pasar Global Mempengaruhi IHSG Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membuka perdagangan dengan amblasan 9,2% yang memicu jeda transaksi. Pada sesi pertama penutupan hari ini, IHSG masih terpuruk 7,6%. Penurunan disebabkan oleh kekhawatiran akan dampak ‘bom tarif Trump’ pada April lalu.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.