BeritaInvestor.id – Bank Indonesia (BI) menurunkan peredaran Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) untuk melonggarkan likuiditas di pasar. Direktur Eksekutif BI, Erwin Hutapea, mengumumkan kebijakan ini bersama dengan operasi moneter ekspansif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, seperti pembelian obligasi pemerintah senilai Rp881,86 triliun hingga 21 April.
Kebijakan BI untuk Sosialisasi Likuiditas
BI terus menurunkan suku bunga SRBI sejak tiga lelang terakhir, memicu spekulasi penurunan bunga acuan menyusul tren turunnya yield surat utang pemerintah. Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi tekanan likuiditas di pasar valas menjelang musim pembayaran dividen dan utang luar negeri hingga Juni.
Rupiah Melemah karena Risiko Global
Rupiah hari ini terdepresiasi ke level Rp16.531/US$, jadi mata uang Asia kedua paling lemah setelah yen, meski indeks dolar AS stabil. Faktor risiko geopolitik antara India-Pakistan dan ketidakpastian tarif Amerika menjadi penyebab utama pelemahan ini.
Reaksi Pasar: IHSG Naik, Surat Utang Stabil
Pasar saham terpantau menguat 0,74%, sementara obligasi pemerintah tenor pendek (2 tahun) turun yieldnya 1,1 bps ke level 6,40%. Tenor panjang (10 tahun) juga sedikit melemah 0,3 bps. BI menegaskan akan menjaga stabilitas rupiah melalui intervensi likuiditas.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.