BeritaInvestor.id – Calon Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti menjelaskan alasan di balik keputusan BI untuk tidak menurunkan BI Rate meskipun data inflasi di Indonesia relatif terkendali. Dalam uji kepatutan dan kelayakan di Komisi XI DPR RI, Destry menegaskan bahwa masih ada risiko eksternal yang perlu diwaspadai oleh BI.
“Rupiah kaitannya dengan eksternal masih gonjang-ganjing,” kata Destry dalam uji kepatutan dan kelayakan di Komisi XI DPR RI, Senin (3/6/2024).
Destry menekankan bahwa dalam mengambil keputusan terkait BI Rate, BI tidak hanya berpatokan pada suku bunga yang ditetapkan oleh Amerika Serikat. Meskipun demikian, data-data perekonomian AS tetap menjadi salah satu faktor yang diperhatikan oleh BI.
Keputusan Menaikkan BI Rate
Destry juga menjelaskan alasan di balik keputusan BI untuk menaikkan BI Rate sebesar 25 basis points menjadi 6,25% dalam Rapat Dewan Gubernur BI April lalu. Pada saat itu, inflasi dalam negeri memang relatif terkendali, namun BI melihat potensi inflasi dari harga pangan yang bergejolak.
“Kami lihat ini masih ada risiko dari sisi domestik,” katanya.
Selain itu, Destry mengatakan bahwa BI juga memperhatikan indeks dolar (DXY) yang terus menguat. Penguatan indeks dolar yang sangat tinggi ini membuat BI memutuskan untuk menaikkan BI Rate meskipun inflasi relatif terjaga.
“Beberapa negara seperti Jepang mereka menaikkan suku bunga dan melakukan intervensi besar-besaran, tapi tetap saja nilainya masih lemah karena DXY terhadap major currency terus alami penguatan,” ujarnya.
Risiko Eksternal dan Domestik
Destry menambahkan bahwa meskipun inflasi rendah, suku bunga belum diturunkan karena masih ada beberapa faktor risiko dari sisi domestik dan eksternal yang perlu diperhatikan.
“Jadi walaupun inflasi sudah rendah kok suku bunga belum kami turunkan, karena kami lihat masih ada beberapa faktor domestik dan risiko yang bersumber dari eksternal,” katanya.
Keputusan untuk mempertahankan atau menaikkan suku bunga bukan hanya didasarkan pada kondisi inflasi saat ini, tetapi juga mempertimbangkan berbagai faktor risiko yang dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi jangka panjang. BI terus memantau perkembangan ekonomi domestik dan global untuk mengambil keputusan yang tepat guna menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor