BeritaInvestor.id – Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) yang dimulai kemarin akan menghasilkan keputusan terkait suku bunga acuan. Hari ini, Gubernur Perry Warjiyo dan jajaran akan mengumumkan hasilnya. Dari konsensus yang dihimpun oleh Bloomberg, diperkirakan BI Rate akan tetap di angka 5,75%. Namun, hasil ini tidak bulat, karena ada perbedaan pendapat di antara para analis.
Proyeksi Suku Bunga
Dari 37 analis, sebanyak 11 orang (sekitar 30%) memperkirakan suku bunga akan diturunkan menjadi 5,5%. Ini adalah jumlah yang signifikan dan tidak bisa diabaikan. Putera Satria Sambijantoro dari Bahana Sekuritas mengungkapkan bahwa banyak pelaku pasar sebelumnya mengharapkan penurunan BI Rate bulan lalu. Ketika harapan itu tidak terwujud, IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) pun mengalami penurunan.
Pertimbangan Ekonomi
Satria menilai seharusnya Bank Indonesia sudah bisa menurunkan suku bunga bulan lalu, didukung oleh indikator-ekonomi seperti imbal hasil obligasi AS dan pergerakan nilai tukar dolar AS yang melemah. Ia mencatat bahwa saat ini situasi lebih stabil dibandingkan bulan Januari lalu saat BI menurunkan suku bunga dalam situasi rupiah tertekan.
Satria juga menunjukkan kebingungan mengenai dasar penetapan kebijakan moneter BI. Menurutnya, keputusan menurunkan suku bunga seharusnya diambil saat kondisi lebih tepat.
Perhatian pada Inflasi dan Rupiah
Ekonom dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM FEB UI), Teuku Riefky, juga memperkirakan BI Rate harus tetap di 5,75% karena adanya dua indikator penting: inflasi dan nilai tukar rupiah. Inflasi domestik saat ini masih di bawah target BI. Pada Februari, BPS melaporkan deflasi 0,09% year-on-year, yang menjadi yang pertama sejak 2000.
Ke depan, terdapat potensi laju inflasi akan meningkat seiring dengan momen Ramadan yang biasanya meningkatkan konsumsi. Namun, Riefky optimistis inflasi akan kembali ke target BI beberapa bulan ke depan. Ia menekankan bahwa nilai tukar rupiah yang sekarang melemah juga perlu diperhatikan.
Secara year-to-date, rupiah menjadi yang terlemah di antara mata uang negara berkembang, meski lebih baik dibandingkan lira Turki dan peso Argentina. Keputusan tentang BI Rate akan diumumkan bersamaan dengan pengumuman suku bunga oleh bank sentral AS, dengan prediksi Federal Reserve mempertahankan suku bunga di 4,25-4,5%.
Riefky menambahkan, jika BI Rate diturunkan, tekanan terhadap rupiah akan bertambah berat. Ia menyarankan agar Bank Indonesia menjaga stabilitas dengan mempertahankan BI Rate di 5,75% dalam RDG bulan Maret.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.