BeritaInvestor.id – Bank Indonesia (BI) optimistis laju inflasi di Indonesia akan tetap terkendali di bawah 4% pada tahun 2024. Hal ini disampaikan Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada Rabu (17/1/2024).
Perry mengatakan, BI akan terus memperkuat respons kebijakan moneter dan inovasi untuk mencapai target tersebut. Respons kebijakan moneter tersebut terutama melalui konsistensi kebijakan suku bunga dan stabilitas nilai tukar.
“Kami akan terus mencermati perkembangan inflasi dan risiko-risiko yang ada, serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” kata Perry.
Pada tahun 2023, realisasi inflasi Indonesia tercatat sebesar 2,61% (year on year/yoy). Angka ini lebih rendah dari inflasi pada tahun 2022 yang mencapai 5,51% (yoy).
Penurunan inflasi ini terjadi akibat terjaganya sejumlah komponen inflasi dan hasil dari konsistensi kebijakan BI yang pro-stability serta sinergi erat BI dan pemerintah baik di pusat dan daerah.
BI mencatat inflasi inti sebesar 1,80% pada tahun 2023. Ini dipengaruhi oleh imported inflation yang rendah, ekspektasi inflasi yang terjangkar dalam sasaran, dan kapasitas perekonomian yang masih besar serta respons permintaan domestik.
Kemudian inflasi volatile food atau pangan bergejolak tercatat mencapai 6,73%. Perry mengatakan terkendalinya inflasi pangan ini merupakan hasil dari sinergi pengendalian inflasi antara BI dan pemerintah dalam GNPIP.
Sementara itu, inflasi administered prices atau harga yang diatur pemerintah tetap rendah di kisaran 1,72%. Ini sejalan dengan kebijakan penyesuaian harga komoditas oleh pemerintah yang minim.
Dengan berbagai langkah yang telah dilakukan, BI optimistis inflasi Indonesia akan tetap terkendali di bawah 4% pada tahun 2024. Hal ini akan memberikan ruang bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk terus berlanjut.
Analisis:
Optimisme BI terhadap inflasi Indonesia pada tahun 2024 didukung oleh beberapa faktor, antara lain:
- Konsistensi kebijakan moneter BI yang pro-stability
- Sinergi erat BI dan pemerintah dalam pengendalian inflasi
- Penurunan imported inflation
- Ekspektasi inflasi yang terjangkar dalam sasaran
- Kapasitas perekonomian yang masih besar
- Respons permintaan domestik
Namun, BI tetap perlu mewaspadai potensi risiko yang dapat memengaruhi inflasi, seperti:
- Kenaikan harga komoditas global
- Gangguan rantai pasok
- Kenaikan harga bahan bakar minyak
BI akan terus memantau perkembangan inflasi dan risiko-risiko yang ada, serta mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor