BeritaInvestor.id – Emiten pengelola restoran cepat saji KFC Indonesia, PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST), mengalami kerugian bersih senilai Rp152,41 miliar hingga kuartal III tahun ini. Angka itu membengkak 815,69% dibandingkan tahun sebelumnya di angka Rp17,16 miliar.
Kenaikan kerugian FAST ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
- Kenaikan harga bahan baku, terutama ayam, yang tidak dapat sepenuhnya ditutupi dengan kenaikan harga jual menu. Hal ini menyebabkan penurunan transaksi.
- Persaingan ketat dari restoran cepat saji lainnya yang memanfaatkan kondisi pasca pandemi.
- Kenaikan upah minimum secara nasional yang tidak dapat sepenuhnya ditutupi dengan penyesuaian harga menu.
- Kenaikan kurs yang mengakibatkan kenaikan harga bahan baku impor.
Pada kuartal III tahun ini, pendapatan FAST naik sebesar 7,04% secara tahunan menjadi Rp4,61 triliun. Peningkatan pendapatan tersebut dikontribusi oleh segmen makanan dan minuman yang naik 7,39% menjadi Rp4,6 triliun.
Sementara, beban pokok penjualan sebesar Rp1,72 triliun atau naik 6,38% secara tahunan. Sehingga, FAST masih membukukan pertumbuhan laba kotor sebesar 7,43% secara tahunan menjadi Rp2,89 triliun.
Namun, beban penjualan dan distribusi yang naik dari sebelumnya Rp2,2 triliun menjadi Rp2,45 triliun. Kemudian beban umum dan administrasi naik 19,96% secara tahunan menjadi Rp631,17 miliar.
Sehingga hal itu membuat FAST mencatat rugi usaha sebesar Rp146,62 miliar hingga kuartal III tahun ini dari sebelumnya mencetak laba yang sebesar Rp20,48 miliar.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor