BeritaInvestor.id – Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah mengembangkan sistem transaksi terbaru yang lebih terintegrasi dengan tujuan untuk mengakomodasi perkembangan investor yang diharapkan akan bertambah seiring berjalannya waktu. Sistem ini, yang diberi nama multimatching engine, direncanakan akan menggantikan Jakarta Automated Trading System (JATS) yang saat ini digunakan.
Menurut Sunandar, Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Risiko BEI, sistem terbaru ini memiliki tujuan utama untuk mencakup berbagai produk dalam satu platform, termasuk digital asset. Saat ini, JATS hanya melayani perdagangan efek dan produk derivatif, sedangkan perdagangan sukuk menggunakan Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA).
BEI berambisi agar sistem baru ini memiliki kemampuan proses order yang lebih cepat dibandingkan dengan yang ada saat ini, yang mampu mengakomodasi sekitar 15.000 transaksi per detik. Mereka juga berencana untuk meningkatkan kapasitas server hingga lebih dari 20.000 transaksi per detik.
Meskipun target awal adalah tahun 2025, Sunandar menyatakan bahwa BEI lebih moderat dalam merencanakan peluncuran multimatching engine ini, dengan perkiraan paling lambat pada tahun 2026.
Upaya ini sejalan dengan target BEI untuk meningkatkan jumlah investor di pasar modal. Mereka berharap bisa mencapai 14 juta investor pada tahun 2023, dari jumlah sebelumnya sekitar 10,23 juta. Hingga akhir Juli 2023, jumlah investor domestik di pasar modal mencapai 11.379.502. Dengan multimatching engine yang lebih canggih, BEI berharap dapat mendukung pertumbuhan pasar modal Indonesia yang semakin pesat.
Disclaimer : Artikel ini hanya bersifat informasional dan tidak mengandung rekomendasi investasi.