BeritaInvestor.id – Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan rencana masuknya beberapa perusahaan besar ke dalam pipeline Initial Public Offering (IPO) pada tahun ini, termasuk dari sektor energi. Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menyebutkan bahwa lebih dari tiga perusahaan mercusuar atau lighthouse company ditargetkan melakukan IPO. Salah satunya berasal dari sektor energi, meskipun belum diungkapkan detailnya.
“Beberapa perusahaan yang sedang kami siapkan IPO-nya memang berasal dari sektor energi dan kesehatan,” ujar Nyoman di Gedung BEI, Senin (11/11/2024).
Spekulasi Mengenai Anak Usaha Adaro
Saat ditanya apakah perusahaan energi tersebut merupakan anak usaha dari PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), Nyoman tidak secara langsung mengonfirmasi nama perusahaan. Namun, ia memberikan petunjuk bahwa pihak BEI tidak boleh menyebutkan nama perusahaan secara spesifik hingga diumumkan resmi.
PT Adaro Energy Indonesia Tbk. sendiri tengah merencanakan penjualan saham anak usahanya, PT Adaro Andalan Indonesia (AAI), yang akan dilaksanakan melalui penawaran umum oleh pemegang saham (PUPS) sesuai dengan POJK 76/2017. Rencana ini termasuk dalam rangka IPO AAI yang diproyeksikan dapat meningkatkan fokus pada bisnis non-batu bara termal serta mengakses pendanaan yang lebih kompetitif.
Rencana Pengembangan Proyek Energi Hijau
Adaro menjelaskan bahwa pemisahan dan listing AAI ini bertujuan untuk meningkatkan fokus pengembangan dan kinerja di bidang energi baru terbarukan (EBT). Langkah ini juga diharapkan dapat memperluas akses pembiayaan untuk proyek-proyek ramah lingkungan, sekaligus memberikan pilihan investasi kepada publik yang ingin mendukung bisnis hijau.
“Pemisahan ini akan membantu bisnis hijau Adaro untuk mendapatkan akses terhadap sumber pembiayaan yang lebih luas dan kompetitif, serta mendukung proyek-proyek ramah lingkungan dengan mitra bisnis potensial,” tulis manajemen Adaro.
Walaupun bahan coking coal belum termasuk dalam Taksonomi Keuangan Berkelanjutan Indonesia (TKBI), beberapa lembaga pembiayaan tetap membuka peluang pendanaan karena coking coal diperlukan dalam produksi baja, yang berperan penting dalam transisi ekonomi hijau.
Meningkatkan Daya Saing dengan Akses Pembiayaan Hijau
Pemisahan AAI diharapkan dapat memudahkan perusahaan dalam menjalin kerja sama dengan lembaga keuangan internasional yang memiliki fokus pada pendanaan hijau. Hal ini akan membantu Adaro dalam mendapatkan biaya pendanaan yang lebih kompetitif dan mendukung pembangunan proyek hijau yang saat ini sedang direncanakan.
Pendapatan dan laba bersih AAI menyumbang sekitar 89,4% dan 104,8% terhadap pendapatan dan laba bersih konsolidasi Adaro, yang menunjukkan peran signifikan AAI dalam kinerja keuangan grup.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor