Bursa Efek Indonesia (BEI) mengumumkan peluncuran papan pemantauan khusus pada hari Senin, 12 Juni 2023. Papan pemantauan khusus ini ditujukan untuk melindungi investor yang berinvestasi dalam saham-saham terkait. Sebelumnya, BEI juga merilis daftar terbaru perusahaan-perusahaan yang mengalami perpindahan papan, seiring dengan dirilisnya daftar efek dalam pemantauan terbaru pada 5 Juni 2023. Total terdapat 171 emiten yang masuk dalam papan pemantauan khusus, di antaranya adalah emiten yang berpindah dari papan utama. Penempatan pencatatan pada papan pemantauan khusus ini berlaku sejak 12 Juni 2023, demikian seperti yang diumumkan oleh BEI.
Salah satu emiten yang terpindah dari papan utama ke papan pemantauan khusus adalah PT Sepatu Bata Tbk. (BATA), produsen sepatu terkemuka. Pemindahan ini didasarkan pada kriteria nomor 7, yang menunjukkan bahwa saham tersebut memiliki likuiditas rendah dengan nilai transaksi rata-rata harian kurang dari Rp5 juta dan volume transaksi harian kurang dari 10.000 saham dalam 6 bulan terakhir di pasar reguler atau pasar reguler periodic call auction. Emiten lain yang berasal dari Grup Sinarmas, yakni PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) dan PT Asuransi Jiwa Sinarmas MSIG Tbk. (LIFE), juga termasuk dalam saham-saham yang berpindah dari papan utama dengan kriteria pemantauan yang serupa.
Mayoritas emiten yang masuk dalam papan pemantauan khusus berasal dari papan pengembangan, dengan total 145 efek. Kebanyakan dari emiten-emiten ini memenuhi kriteria nomor 1, yang menunjukkan bahwa harga sahamnya berada di bawah Rp51 dalam 6 bulan terakhir. Selain itu, terdapat 20 saham pendatang baru yang juga memenuhi kriteria nomor 1 dan masuk dalam papan pemantauan khusus. Beberapa saham tersebut antara lain TRUE, HOPE, WINR, ARKA, CBMF, EPAC, KBAG, KOTA, PURA, REAL, TAMA, WOWS, BAUT, NTBK, BAPI, CPRI, DADA, POSA, SBAT, dan ENVY.
Selain itu, terdapat juga emiten-emiten yang terdaftar antara tahun 2019 hingga 2022 dan mendapat notasi 7. Emiten-emiten ini termasuk LIFE, SOHO, CLAY, CBMF, EPAC, PURE, TAMA, AGAR, CSMI, RONY, POSA, ROCK, dan ENVY. Beberapa emiten dari papan pengembangan yang masuk dalam pemantauan khusus juga memenuhi kriteria nomor 5, yang menunjukkan bahwa emiten tersebut memiliki ekuitas negatif dalam laporan keuangan terakhir. Beberapa di antaranya adalah PT Bakrie Telecom Tbk. (BTEL), PT AirAsia Indonesia Tbk. (CMPP), PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA), dan PT Net Visi Media Tbk. (NETV). Terakhir, satu efek dari papan akselerasi juga masuk dalam papan pemantauan khusus, yaitu PT Falmaco Woven Industry Tbk. (FLMC), dengan notasi 2 yang menunjukkan bahwa laporan keuangan auditan terakhir mendapatkan opini tidak menyatakan pendapat (disclaimer).
Pengumuman ini menjadi langkah BEI dalam memberikan perlindungan kepada investor dan memastikan transparansi dan kepatuhan dalam pasar modal. Para investor diharapkan untuk memperhatikan pemantauan khusus ini dan mempertimbangkan faktor-faktor terkait dalam pengambilan keputusan investasi.