BeritaInvestor.id – Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta penjelasan kepada PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR) terkait volatilitas transaksi sahamnya. Saham SMDR sempat menghijau pada 19, 20, dan 21 Desember 2023, masing-masing naik 2,05%, 8,05%, dan 4,35%.
Dalam keterbukaan informasinya, SMDR mengungkapkan bahwa kenaikan harga sahamnya disebabkan oleh eskalasi konflik di Laut Merah yang berpotensi menyebabkan disrupsi perdagangan.
“Hal tersebut diperkirakan menyebabkan sentimen positif jangka pendek sehingga harga saham perseroan mengalami kenaikan,” ungkap Direktur Kepatuhan dan Sekretaris Perusahaan Samudera Indonesia, Farida Helianti Sastrosatomo.
Dia menambahkan, kenaikan harga saham tersebut juga dialami oleh beberapa emiten pelayaran lainnya, seperti PT Temas Tbk (TMAS), PT Humpuss Maritim Internasional Tbk (HUMI), dan PT Buana Lintas Lautan Tbk (BULL).
BEI juga menanyakan rencana pemegang saham utama SMDR terkait dengan kepemilikan sahamnya di perseroan.
Farida mengungkapkan, berdasarkan konfirmasi dari PT Samudera Indonesia Tangguh yang merupakan pemegang saham utama SMDR, saat ini dan dalam waktu terdekat tidak ada rencana apapun terkait dengan kepemilikan sahamnya di perseroan.
“Dalam hal PT Samudera Indonesia Tangguh akan melakukan suatu tindakan atau transaksi atas sahamnya di perseroan, maka PT Samudera Indonesia Tangguh dan perseroan akan merujuk sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku,” sebutnya.
Saham SMDR ditutup pada level Rp 330 pada perdagangan 28 Desember 2023, turun 2,37% dari harga penutupan sebelumnya di Rp 337.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor