BeritaInvestor.id – Penghimpunan dana di pasar modal Indonesia telah mencapai angka fantastis, melebihi Rp 200 triliun sejak awal tahun hingga pertengahan November 2023, melalui 155 emisi. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat bahwa nilai total penghimpunan dana mencapai Rp 205,04 triliun, terdiri dari 28 emisi saham, 100 emisi Efek Bersifat Utang (EBUS), dan 27 aksi rights issue.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, menyatakan bahwa pasar modal masih akan disibukkan dengan penggalangan dana hingga akhir tahun ini. Sebanyak 28 perusahaan telah masuk ke dalam pipeline pencatatan saham BEI, dengan pembagian klasifikasi aset menjadi tiga, yaitu skala kecil di bawah Rp 50 miliar, skala menengah Rp 50 miliar hingga Rp 250 miliar, dan skala besar di atas Rp 250 miliar.
Dari segi sektor, tiga perusahaan dari sektor material dasar berencana melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham di BEI. Disusul oleh enam perusahaan dari sektor konsumer siklikal, empat perusahaan konsumer non siklikal, dua perusahaan energi, satu perusahaan dari sektor layanan kesehatan, dan satu perusahaan dari transportasi logistik. Selain itu, empat perusahaan berasal dari sektor industri dan infrastruktur, serta tiga perusahaan dari sektor teknologi.
Nyoman menambahkan bahwa penggalangan dana melalui aksi obligasi juga cukup marak, dengan total 100 emisi. Obligasi dari 56 korporasi ini mampu menyerap dana hingga Rp 111,5 triliun. Hingga 17 November 2023, BRI telah menerbitkan 17 emisi dari 13 penerbit EBUS yang berasal dari sektor material dasar, energi, konsumer non siklikal, infrastruktur, properti, dan teknologi.
Dalam periode yang sama, jumlah penghimpunan dana melalui rights issue tercatat sebanyak 27 perusahaan dengan total dana Rp 39,7 triliun. BEI telah mengantongi 24 perusahaan yang akan melaksanakan rights issue, didominasi oleh sektor konsumer nonsiklikal sebanyak delapan perusahaan.
Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi, menyatakan optimisme menghadapi tahun pemilihan umum (pemilu) 2024. Dia mengungkapkan bahwa pasar modal Indonesia terus berkembang secara historis, bahkan di tahun politik.
“Dalam sejarahnya, pasar modal Indonesia terus berkembang meski di tahun politik. Orang-orang selalu khawatir kalau pemilu akan mengganggu pasar modal Indonesia, padahal buktinya tidak demikian,” ujar Inarno Djajadi. Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Iman Rachman, juga menyatakan optimisme terhadap tahun pemilu 2024, percaya bahwa indeks harga saham gabungan (IHSG) akan kembali positif dengan sentimen positif dari pemilu.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor