BeritaInvestor.id – Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, mengungkapkan bahwa saat ini belum ada BUMN maupun anak usaha BUMN yang masuk dalam daftar antrian (pipeline) untuk melaksanakan penawaran umum perdana (IPO) dan pencatatan perdana (listing) saham. Hal ini dikarenakan adanya penantian terhadap transisi pemerintahan baru.
“Mungkin perlu menunggu transisi pemerintahan baru, jadi wait and see dulu,” kata Iman di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (10/7/2024).
Meskipun demikian, BEI optimis bahwa BUMN dan anak usaha BUMN akan mulai melantai di bursa saham pada tahun depan. Upaya proaktif terus dilakukan oleh BEI untuk menarik calon emiten baru untuk melaksanakan IPO.
“Kami datang secara komunitas, jadi kami selalu ke daerah ataupun calon-calon (emiten). Kami punya tim khusus yang membantu secara gratis para calon emiten untuk mengedukasi mereka,” jelas Iman.
Tercatat, sepanjang semester I dan awal semester II-2024, sudah ada 32 emiten baru yang telah IPO dan listing di BEI. Pekan ini saja, terdapat ISEA, GOLF, BLES, GUNA, dan LABS yang baru melantai di bursa.
Lebih lanjut, BEI memproyeksikan bahwa lebih dari 30 perusahaan berencana untuk menggelar IPO hingga akhir tahun 2024.
PT UBC Medical Indonesia Tbk (LABS) Melantai di BEI
Hari ini, PT UBC Medical Indonesia Tbk (LABS) resmi mencatatkan sahamnya di BEI. LABS menjadi emiten ke-32 yang melantai di bursa tahun ini.
LABS yang bergerak di bidang distributor alat kesehatan berencana menggunakan dana hasil IPO untuk modal kerja dalam rangka mendukung kegiatan operasional dan pengembangan bisnis perseroan, termasuk pembelian barang dagangan, bahan baku produksi, biaya pemasaran, biaya penjualan, dan biaya operasional lainnya.
LABS fokus pada penyediaan alat kesehatan diagnostic in-vitro (instrumen) dan consumables/reagen, yang merupakan solusi untuk mendeteksi penyakit menular dan kelainan bawaan. Perseroan ditunjuk sebagai distributor dari sejumlah prinsipal yang merupakan produsen bioteknologi dari negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, Jepang, dan China.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor