BeritaInvestor.id – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan bahwa nilai transaksi Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA) meningkat pesat mencapai Rp246,1 triliun pada tahun 2024. Peningkatan ini mencatatkan kenaikan lebih dari 76 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik, menjelaskan bahwa SPPA telah menunjukkan kinerja cemerlang dan semakin menjadi pusat perdagangan surat utang di pasar sekunder Indonesia.
Pangsa Pasar SPPA yang Meningkat
Jeffrey menambahkan bahwa pangsa pasar untuk SPPA kini telah mencapai 16 persen dari seluruh transaksi interdealer market di tahun 2024, yang hampir dua kali lipat dibandingkan tahun lalu. BEI terus melakukan berbagai strategi untuk memperkuat peran SPPA dan memudahkan pelaku pasar.
Fokus pada Teknologi dan Sinergi
Dalam upaya ini, BEI juga meningkatkan kemampuan teknis SPPA dan membangun komunikasi yang lebih baik dengan pelaku pasar serta mitra strategis di tingkat nasional maupun global. Jeffrey menyatakan, “SPPA kami rancang untuk memenuhi kebutuhan pelaku pasar surat utang di Indonesia, dengan tujuan untuk memberikan kemudahan, efisiensi, dan kenyamanan kepada pengguna.”
Inovasi Produk Keuangan Baru
Lebih lanjut, BEI berencana meluncurkan beberapa instrumen keuangan baru untuk membantu investor menghadapi ketidakpastian pasar global. Salah satu produk baru tersebut adalah Short Selling dan Intraday Short Selling (IDSS), yang akan menyediakan lebih banyak opsi strategi bagi investor, terutama saat pasar berfluktuasi. Jeffrey mengatakan bahwa proses finalisasi izin untuk Anggota Bursa yang ingin menyediakan layanan Short Selling masih berlangsung.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.