BeritaInvestor.id – Sektor komoditas, khususnya batu bara, diprediksikan akan meraih keuntungan signifikan di tengah upaya pemerintah mengatasi depresiasi rupiah. Hal ini diungkapkan oleh Fakhrul Fulvian, Chief Economist & Head of Fixed Income Research PT Trimegah Sekuritas Indonesia.
Permasalahan DMO Batu Bara dan Solusinya:
Menurut Fulvian, salah satu faktor yang berkontribusi terhadap defisit neraca pembayaran Indonesia adalah kebijakan Domestic Market Obligation (DMO) batu bara. DMO mewajibkan perusahaan batu bara untuk mengalokasikan sebagian produksinya untuk kebutuhan dalam negeri, terutama sektor ketenagalistrikan.
Fulvian mengusulkan penurunan DMO batu bara sebesar 5%. Hal ini diprediksi dapat meningkatkan neraca pembayaran Indonesia sebesar US$1 miliar per tahun, dan memberikan dampak positif bagi nilai tukar rupiah.
Kebijakan Mendukung Sektor Komoditas dan Batu Bara:
Fulvian memperkirakan pemerintah akan menggulirkan kebijakan yang mendukung sektor komoditas, terutama batu bara, dalam upaya mengatasi depresiasi rupiah.
Batu Bara sebagai Kunci Pertumbuhan Ekonomi:
Fulvian berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan bergantung pada kinerja sektor batu bara. Dia memprediksi bahwa perusahaan-perusahaan di sektor ini harus memiliki price earning (PE) rasio di atas 10 kali untuk mencapai pertumbuhan yang optimal.
Emiten yang Diuntungkan:
Fulvian menyebutkan bahwa emiten yang akan mendapatkan sentimen positif dari penurunan DMO adalah perusahaan dengan kalori batu bara tidak terlalu tinggi.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor