BeritaInvestor.id – Dalam upaya mendorong pertumbuhan kredit perbankan dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional, Bank Indonesia (BI) mengumumkan perluasan sektor prioritas yang mendapatkan Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).
Sebelumnya, KLM yang pertama kali diperkenalkan pada Oktober 2023 hanya berlaku untuk sektor usaha tertentu seperti hilirisasi mineral dan batu bara (minerba), non-minerba, perumahan, pariwisata, serta program kredit inklusif dan ultra mikro. Kini, BI memperluas cakupan sektor prioritas tersebut.
Perluasan sektor prioritas ini meliputi penunjang hilirisasi, konstruksi dan real estate produktif, ekonomi kreatif, otomotif, perdagangan, Listrik-Gas-Air Bersih (LGA), dan jasa sosial. Dengan perluasan ini, BI menargetkan total insentif likuiditas yang diberikan kepada perbankan mencapai Rp 280 triliun.
Kepala Grup Sektor Keuangan Departemen Kebijakan Makroprudensial BI Nugroho Joko Prastowo menjelaskan bahwa perluasan sektor prioritas ini diharapkan dapat memacu penyaluran kredit perbankan. “KLM bisa mendorong kredit karena pada dasarnya ‘kami kasih duitnya’ kepada bank saat mereka menyalurkan kredit ke sektor prioritas,” ujar Nugroho.
Untuk mendorong penyaluran kredit ke sektor-sektor tersebut, BI memberikan insentif kepada bank dalam bentuk penurunan suku bunga Giro Wajib Minimum (GWM). Besaran penurunan suku bunga GWM ini bervariasi tergantung sektor prioritasnya. Sebagai contoh, sektor hilirisasi minerba dan non-minerba mendapatkan insentif hingga 0,8%, sektor perumahan 0,4%, dan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif 0,5%.
BI memperkirakan perluasan kebijakan KLM ini akan mulai efektif pada Juni 2024. Pada periode tersebut, BI menargetkan tambahan insentif likuiditas sebesar Rp 81 triliun, sehingga total insentif mencapai Rp 246 triliun. Hingga akhir tahun 2024, BI berharap total insentif keseluruhan mencapai Rp 280 triliun.
Perluasan sektor prioritas KLM dan target tambahan likuiditas Rp 115 triliun ini menunjukkan komitmen BI untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui sektor perbankan. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan penyaluran kredit dan mendukung sektor-sektor prioritas pemerintah.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor