BeritaInvestor.id – Bank Dunia memproyeksikan angka kemiskinan di Indonesia bakal terus menurun hingga 2027, baik berdasarkan standar negara berpendapatan menengah ke atas atau bawah. Dalam laporan April 2025, lembaga ini menyatakan tren penurunan akan dimulai pada 2025 dan terus lanjut hingga tahun ketiga.
Prediksi Turun Kemiskinan Berdasarkan Standar Menengah Atas
Bank Dunia memperkirakan persentase penduduk miskin Indonesia akan turun dari 62,6% (2022) menjadi:
– 58,7% pada 2025,
– 57,2% di 2026, dan
– 55,5% pada 2027.
Penghitungan ini menggunakan ambang batas garis kemiskinan sebesar US$6,85/kapita/hari (setara Rp32.578 PPP). Dengan populasi Indonesia 285 juta orang pada 2024, total penduduk miskin setara dengan 171,9 juta jiwa.
Standar Menengah Bawah: Target 11,5% pada 2027
Bank Dunia juga memproyeksi kemiskinan dihitung berdasarkan ambang batas negara berpendapatan menengah ke bawah akan turun menjadi 11,5% pada 2027. Hal ini disebabkan oleh “permintaan yang terjaga” seperti tertuang dalam laporan tersebut.
Data BPS: Kemiskinan Turun Hingga September 2024
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kemiskinan turun menjadi 8,57% pada September 2024, setara dengan 24,06 juta penduduk. Garis kemiskinan diperkirakan sebesar Rp595.242/kapita/bulan, termasuk biaya makanan (Rp443.433) dan non-makanan (Rp151.809). Rata-rata rumah tangga miskin memiliki 4,7 anggota, sehingga kebutuhan bulanan per keluarga sekitar Rp2,8 juta/bulan.
Konteks Klasifikasi Pendapatan Indonesia
Pencapaian ini terjadi setelah Bank Dunia mengklasifikasikan Indonesia sebagai negara berpendapatan menengah ke atas pada 2023. Hal ini memicu perubahan ambang batas penghitungan kemiskinan, yang menggunakan Purchasing Power Parity (PPP) untuk standarisasi nilai mata uang.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.