BeritaInvestor.id – Bank BNI Siapkan Anggaran untuk Buyback Saham
Bank BNI (BBNI) mengalokasikan dana sebesar Rp1,5 triliun untuk program buyback. Ini mencakup hingga 10 persen dari total modal yang ditempatkan, dan akan dilaksanakan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham. Tujuan dari buyback ini adalah untuk meredakan tekanan jual di pasar, terutama saat indeks harga saham gabungan (IHSG) berfluktuasi. Selain itu, ini juga menunjukkan bahwa BNI merasa harga sahamnya saat ini tidak sejalan dengan kinerja fundamental perusahaan.
Kondisi Pasar dan Dampak Negatif
Dalam 10 bulan pertama 2024, saham BNI menunjukkan pertumbuhan positif, berkat kinerja fundamental yang baik. Namun, menjelang akhir tahun, ada sentimen negatif setelah pemilu di Amerika Serikat pada November 2024 yang memberi tekanan pada IHSG.
Saham BNI mengalami penurunan dan pada 7 Februari 2025, harga sahamnya tercatat di Rp4.270, mengalami penurunan 25,7 persen YoY. Hal ini berbeda dengan pertumbuhan rata-rata saham sepanjang 2024 yang mencapai 11,1 persen YoY.
Berbagai faktor, seperti sinyal dari The Fed soal pemangkasan suku bunga menjadi 25-50 bps sepanjang 2025, juga mempengaruhi bursa saham.
Persetujuan Pemegang Saham dan Rencana Buyback
Meskipun begitu, BNI tetap yakin bahwa program buyback tidak akan mengganggu operasional perusahaan, mengingat mereka memiliki sumber daya dan cash flow yang mencukupi. Rencana ini akan dilaksanakan dalam waktu 12 bulan setelah mendapat lampu hijau dari para pemodal. Persetujuan tersebut akan diminta dalam rapat umum pemegang saham tahunan yang dijadwalkan pada 26 Maret 2025. Setelah buyback selesai, pengalihan saham treasury akan dilakukan dalam waktu maksimum 3 tahun.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.