BeritaInvestor.id – Banjir besar yang melanda daerah Jabodetabek, yang merupakan pusat ekonomi dan pemerintahan di Indonesia, menyoroti pentingnya mitigasi bencana yang lebih baik. Banjir tidak hanya mengancam keselamatan jiwa, tetapi juga mematikan aktivitas ekonomi di kawasan tersebut, yang dapat mengganggu pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Peringatan dari Sejarah Banjir
Banjir yang terjadi di sekitar Jakarta, termasuk Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, mengingatkan kita pada banjir besar yang terjadi pada tahun 2020. Dalam dua dekade terakhir, banjir besar hampir selalu terjadi setiap lima tahun. Banjir 2020 adalah yang terparah dengan curah hujan ekstrem yang menyebabkan ribuan orang mengungsi dan aktivitas ekonomi terhenti.
Dampak Ekonomi yang Menyakitkan
Setiap banjir di kawasan vital seperti DKI Jakarta memiliki dampak signifikan pada ekonomi. Pada 2020, misalnya, 951 musibah banjir tercatat, yang membuat pertumbuhan ekonomi hanya 2,97% year-on-year pada kuartal pertama, jauh di bawah angka pertumbuhan di atas 5% pada tahun-tahun sebelumnya. Kerugian ekonominya mencapai Rp10 triliun, jauh lebih besar dari estimasi Bank Indonesia, yang hanya Rp1 triliun.
Kerugian Finansial dari Banjir Sebelumnya
Pada 2014, kerugian dari banjir diperkirakan mencapai Rp5 triliun, sementara pada 2007 sekitar Rp8,8 triliun, dan pada 2002 sekitar Rp9,8 triliun. Saat ini, untuk banjir di Maret 2025, estimasi kerugian masih belum dirilis, tetapi dampaknya sudah terlihat dengan aktivitas ekonomi daerah tersebut yang terancam.
Akhir dari Mitigasi Yang Mengkhawatirkan
Banjir ini terjadi di tengah pemangkasan anggaran yang dramatis untuk lembaga-lembaga yang bertanggung jawab atas mitigasi bencana. Kementerian Pekerjaan Umum mengalami penurunan anggaran lebih dari setengah, dari Rp110,95 triliun menjadi Rp50,48 triliun untuk Tahun Anggaran 2025. Ini mempengaruhi kontrak kerja ribuan pegawai, termasuk para penjaga pintu air.
Pemangkasan juga terjadi pada BNPB, dengan anggaran dari Rp1,43 triliun menjadi hanya Rp620,5 miliar, serta BMKG yang melihat anggaran mereka berkurang dari Rp2,9 triliun menjadi Rp1,4 triliun. Semua pemangkasan ini bisa berpengaruh besar terhadap kemampuan kita dalam menangani bencana di masa depan.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.