BeritaInvestor.id – Presiden Prabowo Subianto mengumumkan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara akan memiliki dana kelolaan melebihi US$1 triliun setelah aset BUMN dan Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg) digabungkan. Dalam sidang kabinet, ia menyoroti nilai aset strategis pemerintah seperti Kompleks Gelora Bung Karno (GBK) di Senayan yang kini diperkirakan mencapai US$30 miliar, naik dari US$25 miliar sepuluh tahun lalu.
Konsolidasi Aset Menuju Target $1 Triliun
Penguatan dana kelolaan Danantara didorong oleh aset-aset pemerintah, termasuk tanah seluas 400 hektare di Kemayoran yang ditaksir US$40 miliar. Jika dimasukkan ke dalam pengelolaan BPI, total dana kelolaannya bisa tembus US$1.04 triliun, kata Presiden.
Pemeriksaan Aset yang Disembunyikan
Prabowo meminta Menteri ATR/BPN Nusron Wahid untuk mengecek sertifikat Hak Guna Usaha (HGU) dan Hak Guna Bangunan (HGB) di aset pemerintah. Ia menyebut Indonesia ‘sangat kaya’, termasuk melalui penyelesaian kontrak konsesi yang sudah jatuh tempo.
Pengalihan Aset Kemensetneg ke Danantara Masih dalam Proses
Menteri Sekretariat Negara Prasetyo Hadi mengklarifikasi, transfer aset seperti GBK ke Danantara butuh waktu. Hal ini karena GBK di bawah Kemenkesneg dikelola sebagai Badan Layanan Umum (BLU), berbeda dengan proses konsolidasi BUMN.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.