BeritaInvestor.id – PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) mengalami kerugian signifikan sebesar Rp 7,12 triliun di tahun 2023, meningkat drastis dibandingkan tahun 2022 yang hanya rugi Rp 60 miliar.
Dua faktor utama yang menyebabkan kerugian ini adalah:
- Beban bunga: Beban bunga WIKA mencapai Rp 3 triliun, menjadi beban paling berat bagi perseroan. Hal ini mendorong WIKA melakukan restrukturisasi keuangan untuk meringankan beban bunga.
- Piutang bermasalah: WIKA memiliki piutang senilai Rp 2 triliun yang tidak dapat ditagih akibat force majeure pandemi Covid-19. Piutang ini harus dicatat sebagai cadangan kerugian, yang berdampak pada neraca keuangan WIKA.
WIKA telah melakukan berbagai upaya untuk menyelesaikan masalah piutang ini, termasuk mediasi, arbitrase, dan pengadilan. Namun, prosesnya masih panjang dan belum semua piutang dapat dipulihkan.
Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 6 triliun yang diterima WIKA di tahun 2024 diharapkan dapat membantu perseroan dalam:
- Memangkas kerugian: PMN akan digunakan untuk menyelesaikan proyek-proyek yang mangkrak dan mengurangi beban bunga.
- Meningkatkan kinerja: WIKA menargetkan kinerja yang lebih baik di tahun 2024 dan 2025 dengan adanya PMN.
WIKA juga berencana mengusulkan PMN sebesar Rp 2 triliun di tahun 2025 untuk melanjutkan pemulihan kinerja.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor