BeritaInvestor.id – Saham Tencent Holdings, raksasa teknologi asal China, anjlok hingga 5,4% di Bursa Hong Kong setelah Departemen Pertahanan AS memasukkannya ke dalam daftar “perusahaan militer China.” Langkah ini mengikuti penurunan hampir 8% pada saham depository Tencent yang diperdagangkan di Wall Street sebelumnya.
Selain Tencent, CATL, produsen baterai besar yang menjadi bagian dari rantai pasok perusahaan otomotif seperti Ford dan Tesla, juga terdampak. Saham CATL sempat turun hingga 5,6% sebelum ditutup melemah 3,5% di Bursa Shenzhen.
Dampak dan Kebijakan AS
Pemerintah AS, melalui Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional 2024, melarang Departemen Pertahanan membeli barang atau jasa secara langsung dari perusahaan dalam daftar tersebut mulai Juni 2026. Larangan pembelian secara tidak langsung juga akan diberlakukan mulai Juni 2027.
Langkah ini merupakan bagian dari kebijakan AS untuk membatasi transfer teknologi canggih ke China. Kebijakan sebelumnya meliputi pencabutan lisensi penjualan chip ke Huawei pada Mei 2023 dan pemberlakuan kontrol ekspor baru pada teknologi semikonduktor dan komputasi kuantum pada September 2023.
Tanggapan Tencent dan CATL
Menanggapi keputusan ini, Tencent menyebutnya sebagai “kesalahan yang jelas.” Dalam pernyataannya, perusahaan menegaskan bahwa mereka bukan pemasok atau perusahaan militer.
“Tidak seperti sanksi atau kontrol ekspor, penunjukan ini tidak berdampak pada bisnis kami,” ujar Tencent.
CATL juga membantah keterkaitan dengan aktivitas militer. Perusahaan menyebut langkah tersebut sebagai “keputusan yang keliru” dan menegaskan bahwa mereka tidak terlibat dalam aktivitas militer apa pun.
Langkah Strategis AS terhadap Teknologi China
Langkah AS ini merupakan bagian dari upaya strategis untuk membatasi akses China terhadap teknologi canggih. Pada 2022, Biro Keamanan Industri Departemen Perdagangan AS mengeluarkan kebijakan yang mewajibkan perusahaan untuk mengajukan lisensi khusus jika ingin menjual semikonduktor komputasi canggih atau peralatan manufaktur ke China.
Langkah terbaru ini menunjukkan bagaimana ketegangan teknologi antara AS dan China terus meningkat, dengan dampak signifikan pada perusahaan besar seperti Tencent dan CATL.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor