BeritaInvestor.id – Perusahaan nikel, termasuk PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), tengah menghadapi tantangan akibat tren penurunan harga nikel di pasar global.
Antam mencatat kenaikan penjualan bijih nikel unaudited 67% di 2023 dibandingkan 2022, namun di 2024, Antam akan lebih fokus pada pasar domestik untuk komoditas bijih nikel sejalan dengan hilirisasi nikel yang sedang dilakukan.
“Di tahun 2024 Antam akan berupaya meningkatkan kinerja produksi dan penjualan seluruh komoditas inti perusahaan,” kata Syarif Faisal Alkadrie, Sekretaris Perusahaan Antam.
Antam akan fokus pada pengembangan basis pelanggan di dalam negeri untuk produk emas, bijih nikel, dan bauksit. Selain itu, Antam akan fokus pada pengelolaan biaya, menjaga cash cost agar tetap kompetitif, dan melakukan inovasi bisnis di seluruh lini bisnis dengan menerapkan bisnis yang berkelanjutan.
Harga nikel global per 14 Februari 2024 tercatat di US$ 16.090 per ton. Secara mingguan naik 2,14%, bulanan naik 0,80%, namun dibandingkan tahun lalu turun 37,90%.
Harga nikel dunia jatuh mendekati posisi terendah dalam tiga tahun terakhir akibat banjirnya pasokan nikel dari Indonesia.
INSG memperkirakan harga nikel akan tetap tertekan dalam jangka pendek seiring dengan meningkatnya surplus di pasar global dan perlambatan ekonomi global. Harga rata-rata nikel global diprediksi US$16.600 per ton pada kuartal pertama dan US$16.813 per ton di 2024.
Dampak pada Emiten Nikel
Penurunan harga nikel global dapat berdampak pada kinerja emiten nikel, seperti:
- Penurunan pendapatan
- Penurunan laba
- Penurunan harga saham
Emiten nikel perlu melakukan strategi untuk menghadapi situasi ini, seperti:
- Fokus pada pasar domestik
- Diversifikasi produk
- Pengurangan biaya produksi
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor