BeritaInvestor.id – PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) mencatat rugi bersih sebesar Rp11,17 miliar di kuartal pertama 2025. Ini menjadi kontras tajam dibandingkan tahun lalu yang masih untung Rp13,02 miliar. Penurunan drastis ini disebabkan oleh tekanan pendapatan dan beban keuangan yang tidak mereda.
Pendapatan Anjlok Hingga 17%
Pendapatan PJAA di kuartal I 2025 hanya Rp210,8 miliar, turun 17,56% dari periode yang sama tahun sebelumnya (Rp255,65 miliar). Penurunan ini menjadi pemicu utama merosotnya kinerja keuangan emiten pelat merah tersebut.
Efisiensi Biaya Tidak Menutupi Kerugian
PJAA berhasil menekan biaya pokok pendapatan sebesar 4,55%, menjadi Rp136,62 miliar. Namun, laba kotor tetap merosot 34,07% hingga Rp74,18 miliar. Laba usaha juga terpuruk secara drastis—turun 65,19%, tersisa hanya Rp17,41 miliar dari yang sebelumnya Rp50,02 miliar.
Beban Keuangan Tetap Menggerogoti Profitabilitas
Perusahaan harus menanggung beban keuangan mencapai Rp18,95 miliar, yang mengakibatkan rugi sebelum pajak menjadi Rp6,84 miliar (vs laba sebelum pajak Rp22,57 miliar tahun lalu). Setelah dipotong pajak penghasilan (Rp4,48 miliar), rugi akhirnya mencapai Rp11,32 miliar.
Neraca Ancol Terbebani Utang dan Ekuitas Melemah
Pada 31 Maret 2025, ekuitas PJAA turun 0,58%, sementara utang (liabilitas) naik 1,61% menjadi masing-masing Rp1,72 triliun dan Rp1,89 triliun. Ini menandakan tekanan likuiditas tetap mengancam stabilitas keuangan PJAA di awal tahun.
Disclaimer: Keputusan pembelian / penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.