BeritaInvestor.id – Analisis data laba rugi dari berbagai sektor saham menunjukkan beberapa perubahan signifikan antara tahun fiskal 2023 (FY23) dan tahun fiskal 2022 (FY22). Informasi ini penting bagi investor untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dan potensi pertumbuhan di masa depan.
Sektor Bank & Keuangan:
- Kinerja kuat dengan sebagian besar perusahaan mencatat peningkatan laba.
- Contoh:
- PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI): Rp60,1 triliun (FY23) vs Rp51,2 triliun (FY22).
- PT Bank Mandiri (BMRI): Rp55,1 triliun (FY23) vs Rp41,2 triliun (FY22).
- PT Bank Central Asia (BBCA): Rp48,6 triliun (FY23) vs Rp40,7 triliun (FY22).
Sektor Telekomunikasi, Teknologi & Media:
- Beberapa perusahaan mengalami penurunan laba.
- Contoh:
- PT Indosat Tbk (ISAT): Rp4,51 triliun (FY23) vs Rp4,72 triliun (FY22).
- PT XL Axiata Tbk (EXCL): Rp1,27 triliun (FY23) vs Rp1,11 triliun (FY22).
Sektor Konsumen & Farmasi:
- Terjadi perubahan laba.
- Contoh:
- PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR): Rp4,80 triliun (FY23) vs Rp5,36 triliun (FY22).
- PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO): Rp951 juta (FY23) vs Rp1,10 triliun (FY22).
Sektor Retail:
- Penurunan laba signifikan.
- Contoh:
- PT Matahari Department Store Tbk (LPPF): Rp675 juta (FY23) vs Rp1,38 triliun (FY22).
Sektor Properti & Terkait:
- Kenaikan laba.
- Contoh:
- PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA): Rp235 juta (FY23) vs Rp154 juta (FY22).
Sektor Konstruksi:
- Kinerja bervariasi, dengan beberapa perusahaan mencatat penurunan laba.
- Contoh:
- PT Acset Indonusa Tbk (ACST): -Rp270 juta (FY23) vs -Rp449 juta (FY22).
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor
- PT Acset Indonusa Tbk (ACST): -Rp270 juta (FY23) vs -Rp449 juta (FY22).