BeritaInvestor.id – PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), anak usaha Holding BUMN Pertambangan MIND ID, tengah mempersiapkan langkah menuju penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO). Meskipun belum ada kepastian mengenai kapan IPO akan dilakukan, perusahaan telah merencanakan serangkaian tindakan pra-IPO dengan melibatkan mitra strategis sebagai tahap awal.
Keputusan untuk melangkah menuju IPO ini muncul setelah Inalum melakukan pemisahan dari induknya, Holding BUMN Pertambangan MIND ID, pada tanggal 21 Maret 2023 lalu. Langkah tersebut mempertegas independensi Inalum sebagai perusahaan yang berfokus pada industri aluminium.
Direktur Utama Inalum, Danny Praditya, mengungkapkan bahwa perusahaan akan menjalin aliansi strategis dengan beberapa perusahaan aluminium kelas global. Tujuannya adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan dan memperkuat posisinya sebelum menjalankan penawaran saham perdana.
“Dalam wacana awal, rencananya IPO untuk Inalum akan dijalankan pada tahun 2024. Namun, dengan pertimbangan kondisi dan kesiapan, kami berencana melakukan langkah pra-IPO pada tahun 2024 dan akan mengoptimalkan nilai Inalum melalui aliansi strategis dengan pemain global terkemuka dalam industri aluminium,” ungkap Danny Praditya saat berbicara dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR pada Kamis (24/8/2023).
Berdasarkan informasi dari Inalum, target produksi aluminium perusahaan pada tahun 2027 diharapkan mencapai sekitar 900.000 ton per tahun, signifikan meningkat dari produksi saat ini yang hanya mencapai 250.000 ton. Upaya untuk mencapai target tersebut akan melibatkan peningkatan kapasitas produksi melalui sejumlah inisiatif, seperti pot upgrading, pot optimization, dan ekspansi smelter di Kuala Tanjung (Brownfield 1).
Danny Praditya menjelaskan bahwa sebagai bagian dari strategi untuk meningkatkan pertumbuhan eksplorasi dan produksi secara agresif, perusahaan akan melakukan pot upgrading. Ini diharapkan akan menghasilkan penambahan produksi aluminium sebesar 25 ribu ton pada tahun 2024.
Selanjutnya, pada tahun 2026, akan dilakukan pot optimization yang diharapkan dapat meningkatkan produksi tambahan sebesar 25 ribu ton. Dengan dua tahapan ini, produksi aluminium perusahaan pada tahun 2026 diperkirakan akan mencapai 300 ribu ton per tahun.
“Dengan rencana kontraktual hingga Agustus 2024, kami optimis dapat menambah kapasitas produksi aluminium sebesar 25 ribu ton dari kapasitas awal 250 ribu ton. Melalui optimasi pot, kami juga berharap untuk menambah kapasitas produksi sebesar 25 ribu ton lagi, sehingga total produksi dari smelter eksisting di Kuala Tanjung mencapai 300 ribu ton per tahun,” jelasnya.
Selain itu, Danny Praditya juga menyebut proyek ekspansi smelter aluminium brownfield yang sedang dikerjakan oleh Inalum. Proyek ini memiliki target kapasitas produksi sebesar 600 ribu ton per tahun dan diharapkan akan selesai pada tahun 2027, dengan Commercial Operation Date (COD) yang direncanakan pada tahun 2028. Proyek tersebut akan menjadi langkah penting dalam mengokohkan posisi Inalum sebagai pemain utama dalam industri aluminium.
Disclamer : keputusan pembelian /penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor