BeritaInvestor.id – PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) setelah melakukan pencatatan saham perdana (Initial Public Offering/IPO). Sebanyak 6,32 miliar saham biasa atau 8,8% saham ditempatkan dan disetor penuh telah diterbitkan kepada publik dengan harga penawaran Rp1.695 per saham. IPO ini berhasil mengumpulkan dana segar sebesar Rp10,73 triliun, menjadikannya IPO terbesar di Indonesia tahun 2023 hingga saat ini. Pada debut perdananya, harga saham AMMN naik 2,94% menjadi 1.745 dari harga penawaran.
Direktur Utama PT Amman Mineral Internasional Tbk, Alexander Ramlie, menyatakan keyakinannya bahwa prospek usaha pertambangan tembaga akan mengalami tren positif seiring dengan meningkatnya permintaan tembaga di seluruh dunia. Pertumbuhan sektor industri, energi terbarukan, dan kendaraan listrik menjadi faktor peningkatan permintaan tersebut. AMMN melihat dinamika pasar ini sebagai peluang untuk memperkuat posisinya sebagai salah satu produsen tembaga terbesar di dunia.
Menurut Wood Mackenzie, tambang Batu Hijau, yang merupakan tambang tembaga dan emas terbesar kedua di Indonesia, memiliki cadangan setara tembaga terbesar kelima di dunia ketika dikombinasikan dengan proyek eksplorasi Elang.
Dana yang diperoleh dari IPO ini akan dialokasikan untuk beberapa proyek ekspansi. Pertama, sebesar Rp1,79 triliun akan digunakan untuk membiayai pengeluaran modal proyek smelter dan pemurnian logam mulia di Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Kedua, sebesar Rp3,05 triliun akan digunakan untuk melunasi utang kepada PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT). Sisanya akan digunakan untuk membiayai pengeluaran modal proyek ekspansi pabrik konsentrator dan proyek pembangkit listrik tenaga gas dan uap di Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi NTB.
Data cadangan bijih AMMN untuk tambang Batu Hijau dan proyek eksplorasi Elang per tanggal 31 Desember 2022 adalah 17,12 miliar pon tembaga dan 23,2 juta ons emas, sesuai JORC Code 2012 (Australasian Joint Ore Reserves Committee).
Melalui anak usahanya, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT), AMMN sedang melakukan penambangan Fase 7 dan pengembangan Fase 8 yang diharapkan dapat memperpanjang usia tambang Batu Hijau hingga 2030. Perseroan juga telah mempersiapkan proyek eksplorasi Elang untuk memulai operasional penambangan pada tahun 2031 hingga 2046.
Selain memiliki cadangan yang melimpah, AMMN juga memiliki keunggulan kompetitif lain, yaitu menjadi salah satu operator penambangan dan pemrosesan tembaga dan emas dengan biaya C1 cash cost terendah di dunia. Keunggulan ini didukung oleh kandungan emas dan perak yang tinggi dari cadangan bijih serta peningkatan produktivitas dan efisiensi operasional.
Disclamer : keputusan pembelian /penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor