PT Mandiri Herindo Adiperkasa Tbk, juga dikenal sebagai Mandiri Services, bersiap untuk melaksanakan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) dengan jumlah saham maksimal sebanyak 4.166.000.000 lembar atau setara dengan 25% dari total saham yang beredar.
Dalam prospektus ringkas yang telah dipublikasikan di Investor Daily pada hari Senin (26/6/2023), Mandiri Herindo Adiperkasa menawarkan harga saham dalam kisaran Rp 118-128 per lembar saham. Dengan demikian, perusahaan berpotensi mengumpulkan dana antara Rp 491,58-533,24 miliar melalui IPO ini.
Periode penawaran awal (bookbuilding) untuk IPO perusahaan akan berlangsung mulai tanggal 26 Juni hingga 6 Juli 2023. Estimasi periode penawaran umum berlangsung pada tanggal 18-21 Juli, dan perkiraan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan dilakukan pada tanggal 25 Juli. Trimegah Sekuritas bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam IPO ini.
Sebelum IPO, pemegang saham Mandiri Herindo Adiperkasa terdiri dari PT Edika Agung Mandiri dengan kepemilikan 46%, Yenny Hamidah Koean 10%, Eka Rosita Kasih 10%, Diah Asriningpuri Sugianto 10%, Arief Sugianto 10%, Handy Glivirgo 5%, Muhammad Akbar 5%, dan Herman Kusnanto Kasih Tjia 4%. PT Edika Agung Mandiri juga merupakan pemegang saham utama dan pengendali dari PT Prima Andalan Mandiri Tbk (MCOL) atau Mandiri Coal.
Dalam laporan tahunan MCOL, Mandiri Herindo Adiperkasa disebut sebagai perusahaan afiliasi dari MCOL.
Mandiri Herindo Adiperkasa, seperti yang tercantum di situs web resmi perusahaan, awalnya memulai usahanya di bidang jasa angkutan pertambangan sebagai kontraktor tambang batu bara di Kalimantan Timur. Namun, seiring dengan perkembangan perusahaan dan kepercayaan yang diberikan oleh para pemilik tambang, Mandiri Herindo Adiperkasa telah menjadi salah satu penyedia jasa angkutan pertambangan mineral dan batu bara terbesar yang telah melakukan ekspansi ke provinsi lain, seperti Kalimantan Utara dan Kalimantan Tengah.
Dana yang diperoleh dari IPO akan digunakan oleh perusahaan sekitar 60% untuk pembelian armada truk baru. Sementara sisanya, sekitar 40%, akan dialokasikan untuk pembelian sekitar 50 unit dolly dan 100 unit vessel guna meningkatkan kapasitas produksi dan memperbarui armada yang dimiliki.