BeritaInvestor.id – PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), perusahaan pertambangan yang dipimpin oleh Garibaldi ‘Boy’ Thohir, telah melaporkan peningkatan signifikan dalam realisasi belanja modal pada paruh pertama tahun 2023 dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dalam keterangan resmi, Boy Thohir, yang menjabat sebagai Presiden Direktur dan Chief Executive ADRO Officer, mengungkapkan bahwa pengeluaran belanja modal hingga Juni 2023 mencapai US$269 juta atau sekitar Rp 4,1 triliun. Pada tahun sebelumnya, ADRO hanya mengalokasikan $157 juta untuk belanja modal.
Peningkatan belanja modal ini memiliki dasar yang kuat. Pengeluaran yang dilakukan pada semester pertama tahun ini sebagian besar digunakan untuk memperoleh fasilitas pendukung pertambangan dan investasi dalam berbagai sektor. Menurut pernyataan ADRO, “Belanja modal pada periode ini terutama digunakan untuk pembelian dan penggantian alat berat dan kapal, investasi awal pada smelter aluminium dan fasilitas pendukungnya, serta investasi pada infrastruktur.”
Walaupun pengeluaran belanja modal meningkat, hasil yang diperoleh tampaknya tetap memuaskan. ADRO melaporkan laba tahun berjalan sebesar US$995,96 juta atau sekitar Rp 14,93 triliun selama semester pertama tahun 2023. Meskipun angka ini mengalami penurunan sebesar 25,97% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$1,34 miliar.
Pendapatan bersih ADRO pada paruh pertama tahun ini juga mengalami penurunan sebesar 1,75% secara tahunan, menjadi US$3,47 miliar dari sebelumnya US$3,54 miliar. Namun demikian, pencapaian volume penjualan batu bara mencapai 32,62 juta ton pada semester pertama tahun ini, naik 19% secara tahunan. Meskipun terjadi penurunan harga jual rata-rata batu bara sebesar 18%, kenaikan volume penjualan ini tidak signifikan berdampak pada pendapatan.
Total aset ADRO pada semester pertama tahun 2023 mengalami peningkatan sebesar 11% menjadi US$9,73 miliar, dibandingkan dengan angka sebesar US$8,78 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Kenaikan ini disebabkan oleh peningkatan saldo kas sebesar 23% menjadi US$2,76 miliar. Selain itu, komposisi kas dan setara kas juga membentuk 28% dari total aset perusahaan.
Disclamer : keputusan pembelian /penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor