BeritaInvestor.id – Emiten batu bara PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) kembali memutuskan untuk tidak membagikan dividen dari laba bersih tahun buku 2023. Keputusan ini diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2023 yang diadakan di Hotel Raffles, Jakarta. Dalam rapat tersebut, para pemegang saham menyetujui penggunaan laba bersih sebesar US$436,61 juta untuk laba ditahan dan US$4,41 juta untuk cadangan wajib.
Meskipun demikian, ADMR berhasil mencatat kinerja keuangan yang impresif sepanjang kuartal I-2024. Pendapatan usaha perusahaan mengalami peningkatan signifikan, didukung oleh efisiensi sejumlah beban operasional. Hal ini membuat laba bersih ADMR melonjak 33% secara tahunan (year-on-year) menjadi US$116 juta, setara dengan Rp1,88 triliun (dengan asumsi kurs Rp16.275 per US$).
“Dengan pencapaian ini, perusahaan akan terus menjaga kinerja operasional produksi batu bara metalurgi dan melanjutkan proses pembangunan smelter alumunium di Kalimantan Utara,” ujar ADMR dalam keterangan resminya, Selasa, 14 Mei 2024.
Peningkatan Pendapatan dan Efisiensi Operasional
ADMR menjelaskan bahwa peningkatan pendapatan usaha ditopang oleh kenaikan volume penjualan sebesar 24%, yang berhasil mengkompensasi penurunan rata-rata harga jual (Average Selling Price/ASP) sebesar 7% dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun sebelumnya.
Setahun yang lalu, ADMR juga tidak membagikan dividen dari laba bersih tahun buku 2022 yang mencapai US$336 juta. Seluruh laba bersih tersebut digunakan untuk pengembangan bisnis dan modal kerja perusahaan. Direktur Adaro Minerals, Heri Gunawan, menjelaskan bahwa keputusan untuk tidak membagikan dividen didasarkan pada beberapa pertimbangan strategis.
“Dari laba bersih perusahaan untuk tahun buku 2022 sebesar US$336 juta, sebanyak US$3,36 juta digunakan untuk dana cadangan wajib, sementara sisanya sebesar US$332 juta dialokasikan sebagai laba ditahan,” ungkap Heri dalam jumpa pers usai RUPST di Jakarta, Rabu, 10 Mei 2023.
Keputusan ini menunjukkan komitmen ADMR untuk terus memperkuat posisi keuangannya dan berinvestasi dalam pengembangan bisnis jangka panjang, termasuk proyek-proyek strategis seperti pembangunan smelter alumunium di Kalimantan Utara.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor