BeritaInvestor.id – Nilai tukar rupiah (kurs) terhadap dolar AS mengalami penguatan tipis pada Kamis (13/6/2024), diiringi keputusan Bank Sentral Amerika (Federal Reserve) untuk mempertahankan suku bunga acuan.
Pada penutupan perdagangan, rupiah naik 15 poin atau 0,09% menjadi Rp16.280 per USD dari level Rp16.295 per USD di hari sebelumnya. Penguatan ini terjadi setelah The Fed memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan di kisaran 5,25% hingga 5,5%, level tertinggi dalam 22 tahun terakhir.
Keputusan The Fed dan Dampaknya
Keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunga didasarkan pada data terbaru yang menunjukkan tanda-tanda inflasi mulai mereda. Indeks Harga Konsumen (IHK) inti di AS naik 3,4% pada Mei tahun ke tahun, laju terkecil dalam 12 bulan terakhir.
“Meskipun inflasi menunjukkan tren penurunan, The Fed masih belum yakin untuk menurunkan kisaran target inflasi mereka,” ujar Sarah House dan Michael Pugliese, ekonom di Wells Fargo Securities.
The Fed juga menegaskan komitmennya untuk melanjutkan pengurangan kepemilikan sekuritas Treasury, utang agensi, dan sekuritas yang didukung hipotek agensi.
Ketua The Fed, Jerome Powell, dalam konferensi persnya menyatakan bahwa diperlukan lebih banyak data positif untuk meyakinkan komite bahwa inflasi benar-benar bergerak menuju target 2%.
Proyeksi ekonomi The Fed terbaru menunjukkan inflasi pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) diprediksi mencapai 2,8% pada akhir tahun ini, naik dari proyeksi 2,6% pada Maret.
Reaksi Pasar dan Prospek ke Depan
Meskipun The Fed mempertahankan suku bunga, pasar merespon positif dengan penguatan nilai tukar rupiah. Hal ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap stabilitas ekonomi AS dan global.
Namun, masih terdapat ketidakpastian mengenai arah kebijakan The Fed di masa depan. Dot plot The Fed menunjukkan bahwa beberapa anggota memperkirakan penurunan suku bunga pada akhir tahun ini.
Para ekonom memprediksi pergerakan nilai tukar rupiah akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk data inflasi AS, kebijakan moneter The Fed, dan kondisi ekonomi global.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor