BeritaInvestor.id – AirAsia Indonesia (CMPP) mengalami kemunduran finansial yang signifikan di kuartal pertama 2024. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, maskapai ini menelan kerugian bersih senilai Rp777,79 miliar, berbanding terbalik dengan laba Rp20,64 miliar di tahun 2023. Kerugian per saham dasar perusahaan pun anjlok dari Rp1,93 menjadi Rp72,79.
Pendapatan dan Beban Tertekan
Meskipun pendapatan usaha CMPP mengalami kenaikan 27% menjadi Rp1,74 triliun dari Rp1,37 triliun, beban usaha bersih melonjak drastis menjadi Rp2,41 triliun dari Rp1,26 triliun. Hal ini menjadi penyebab utama terjungkalnya perusahaan ke jurang kerugian. Beban bahan bakar meroket menjadi Rp892,60 miliar dari Rp665,81 miliar, dan biaya perbaikan dan pemeliharaan pun meningkat menjadi Rp410,66 miliar dari Rp303,09 miliar. Penyusutan juga naik menjadi Rp227,54 miliar dari Rp179,05 miliar.
Beban lain yang turut membebani perusahaan adalah layanan pesawat dan penerbangan (Rp244,91 miliar dari Rp209,54 miliar), gaji dan tunjangan (Rp166,25 miliar dari Rp130,10 miliar), dan beban usaha lainnya (Rp368,18 miliar dari surplus Rp335,02 miliar tahun lalu). Di sisi lain, beberapa beban tercatat sedikit menurun, seperti beban pemasaran (Rp75,25 miliar dari Rp83,54 miliar), beban sewa pesawat (Rp14,20 miliar dari Rp15,61 miliar), dan beban asuransi (Rp16,09 miliar dari Rp17,63 miliar).
Kerugian Usaha dan Pendapatan Keuangan yang Suram
Kerugian usaha CMPP membengkak menjadi Rp673,58 miliar, berbanding terbalik dengan laba Rp104,11 miliar di tahun lalu. Pendapatan keuangan mencatat sedikit peningkatan menjadi Rp221,40 juta dari Rp219,12 juta, namun beban keuangan meningkat menjadi Rp103,25 miliar dari Rp82,79 miliar, sehingga pendapatan keuangan bersih hanya mencapai Rp177,12 juta dari Rp175,29 juta.
Kerugian Periode Berjalan dan Defisiensi Modal yang Mengkhawatirkan
Kerugian periode berjalan CMPP mencapai Rp776,66 miliar, berbalik dari laba Rp21,49 miliar pada tahun lalu. Defisiensi modal perusahaan pun meningkat menjadi Rp8,67 triliun dari Rp7,9 triliun, dan akumulasi rugi naik menjadi Rp15,08 triliun dari Rp14,31 triliun. Total liabilitas CMPP tercatat Rp14,91 triliun, naik dari Rp14,01 triliun, sedangkan jumlah aset meningkat sedikit menjadi Rp6,23 triliun dari Rp6,11 triliun pada akhir 2023.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor