BeritaInvestor.id – Bursa Efek Indonesia (BEI) terus menunjukkan geliatnya dengan menyambut 8 perusahaan aset skala besar yang bersiap mencatatkan saham perdana mereka melalui Initial Public Offering (IPO). Hal ini diungkapkan oleh Direktur Penilaian Efek BEI, I Gede Nyoman Yetna, yang menandakan optimisme terhadap pemulihan ekonomi nasional.
“Hingga saat ini, terdapat 37 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI,” ujar Nyoman Yetna. “Diantara pipeline tersebut, 8 perusahaan tergolong sebagai emiten ‘jumbo’ dengan aset di atas Rp 250 miliar, siap meramaikan pasar modal tanah air.”
Kehadiran emiten-emiten raksasa ini menandakan kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia yang kian bertumbuh. Gelombang IPO ini pun diprediksi akan mendorong laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan meningkatkan likuiditas di pasar modal.
Rincian Emiten dan Sektor yang Siap IPO
Dari 37 perusahaan dalam pipeline BEI, 24 di antaranya telah resmi melantai di bursa per 31 Mei 2024, dengan total dana yang dihimpun mencapai Rp 3,88 triliun. Adapun klasifikasi aset emiten yang masih dalam proses antrean IPO adalah sebagai berikut:
- Skala Kecil (Aset < Rp 50 miliar): 5 perusahaan
- Skala Menengah (Aset Rp 50 miliar – Rp 250 miliar): 24 perusahaan
- Skala Besar (Aset > Rp 250 miliar): 8 perusahaan
Rincian Sektor Perusahaan
Perusahaan-perusahaan dalam pipeline IPO berasal dari berbagai sektor, dengan rincian sebagai berikut:
- 2 perusahaan dari sektor material dasar.
- 5 perusahaan dari sektor konsumer kritikal.
- 9 perusahaan dari sektor konsumer non kritikal.
- 2 perusahaan dari sektor energi.
- 1 perusahaan dari sektor keuangan.
- 3 perusahaan dari sektor kesehatan.
- 6 perusahaan dari sektor industri.
- 1 perusahaan dari sektor infrastruktur.
- 3 perusahaan dari sektor properti & real estate.
- 4 perusahaan dari sektor teknologi.
- 1 perusahaan dari sektor transportasi & logistik.
Kinerja IPO BEI hingga Mei 2024
Hingga 31 Mei 2024, BEI telah mencatatkan 24 perusahaan yang melakukan IPO dengan total dana yang dihimpun sebesar Rp 3,88 triliun. Kehadiran perusahaan-perusahaan dengan aset skala besar dalam pipeline diharapkan dapat meningkatkan likuiditas dan menarik minat investor, baik domestik maupun internasional.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor