BeritaInvestor.id – Saham PT Primadaya Plastisindo Tbk (PDPP) kembali mencatatkan lonjakan signifikan, diparkir naik sebesar 7,41% menjadi Rp580 pada akhir sesi I perdagangan 22 Mei 2024. Sejak awal tahun (year to date), saham PDPP telah melambung 45,73%.
Primadaya Plastisindo mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode PDPP mulai 9 November 2022. Perseroan menggelar initial public offering (IPO) di harga Rp200 per saham. Dengan demikian, hingga harga Rp580 per sesi I 22 Mei, saham PDPP telah meningkat sebesar 190% dari harga perdana dalam waktu sekitar 1,5 tahun.
Pemegang Saham Utama dan Nilai Kepemilikan
Salah satu pemegang saham utama Primadaya Plastisindo adalah Sugianto Kusuma atau Aguan, pendiri Grup Agung Sedayu. Aguan mengoleksi 153.067.129 (5%) saham PDPP. Per 22 Mei sesi I, nilai kepemilikan ini mencapai Rp88,77 miliar. Saat perseroan menggelar IPO, nilai kepemilikan Aguan adalah Rp30,61 miliar.
Kinerja Keuangan PDPP
Primadaya Plastisindo, yang berkedudukan di Cileungsi, Bogor, memproduksi beberapa jenis kemasan plastik dan tisu steril. Perseroan telah mengembangkan usahanya melalui beberapa pabrik di Bandar Lampung, Binjai, Tangerang, dan Sukabumi.
Pada tahun 2023, PDPP mencatat pendapatan bersih sebesar Rp439,9 miliar, meningkat 30% dari Rp339,19 miliar pada tahun 2022. Laba bersih pada tahun lalu mencapai Rp33,98 miliar, naik 65% dari Rp20,59 miliar pada tahun 2022.
Penggunaan Laba Bersih
Primadaya Plastisindo (PDPP) memiliki agenda besar yakni akan menggelar rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada 14 Juni 2024. Pemegang saham yang berhak hadir adalah yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham PDPP pada 21 Mei 2024 pukul 16.00 WIB. Salah satu mata acara rapat adalah persetujuan penggunaan laba bersih.
“Dalam laporan keuangan perseroan tahun buku 31 Desember 2023, perseroan mencatatkan laba bersih. Dengan demikian, akan dimohonkan penetapan penggunaannya dalam rapat,” jelas direksi PDPP dalam pemanggilan RUPST, Rabu (22/5/2024). Pada RUPST tahun lalu pada 7 Juni 2023, salah satu mata acara rapat adalah penetapan penggunaan laba bersih yang salah satunya keputusannya adalah membagikan dividen sebesar Rp6,73 miliar.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor