BeritaInvestor.id – Dunia investasi berduka atas kepergian Jim Simons, pendiri Renaissance Technologies dan pelopor strategi investasi kuantitatif (quant), yang meninggal dunia pada Jumat (10/5/2024) di usia 86 tahun.
Simons dikenal sebagai salah satu investor paling sukses di dunia, dengan Medallion Fund, dana andalan Renaissance Technologies, menghasilkan keuntungan lebih dari US$100 miliar dan pengembalian tahunan rata-rata 66% sebelum biaya antara tahun 1988 dan 2018. Angka ini jauh melampaui kinerja investor legendaris seperti Warren Buffett, George Soros, dan Peter Lynch.
Dari Matematikawan Menjadi Maestro Pasar Modal
Lahir dengan kecintaan pada matematika, Simons meraih gelar S3 di bidang matematika dari University of California, Berkeley pada usia 23 tahun. Dia kemudian menjadi dosen di Harvard University dan bekerja sebagai pemecah kode matematis untuk Kementerian Pertahanan AS.
Namun, Simons memiliki ambisi lain. Dia ingin menggunakan keahlian matematikanya untuk memecahkan kode pasar keuangan. Pada tahun 1982, dia mendirikan Renaissance Technologies, sebuah perusahaan yang merevolusi industri investasi dengan pendekatan kuantitatifnya.
Strategi Simons didasarkan pada penggunaan model matematika dan algoritma canggih untuk menganalisis data pasar secara komprehensif dan mengidentifikasi pola tersembunyi. Pendekatan ini memungkinkan Renaissance Technologies untuk membuat prediksi yang lebih akurat tentang pergerakan pasar dan menghasilkan keuntungan yang luar biasa bagi para investornya.
Warisan yang Abadi
Simons tidak hanya seorang investor yang brilian, tetapi juga seorang filantrop yang dermawan. Dia dan istrinya, Carol, mendirikan Simons Foundation, yang telah menyumbangkan miliaran dolar untuk berbagai program penelitian dan pendidikan.
Kepergian Jim Simons meninggalkan lubang besar di dunia investasi. Dia adalah seorang visioner yang mengubah cara kita memandang pasar keuangan dan menginspirasi generasi baru investor untuk menggunakan sains dan data dalam pengambilan keputusan investasi mereka.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor