BeritaInvestor.id – Sepatu Bata dengan kode saham (BATA), merek legendaris yang menemani langkah kaki masyarakat Indonesia selama puluhan tahun, menutup salah satu pabriknya di Purwakarta, Jawa Barat. Penutupan ini menandakan era baru bagi Bata di Indonesia, di tengah gempuran zaman dan perubahan perilaku konsumen.
Tantangan Berat di Era Modern:
- Kerugian Berkepanjangan: Bata mencatat rugi selama empat tahun berturut-turut, dengan laba terakhir diraih di tahun 2019. Kerugian ini diperparah oleh pandemi Covid-19 dan perubahan perilaku konsumen yang lebih memilih alas kaki trendy dan modis.
- Penurunan Permintaan: Permintaan terhadap produk Bata, khususnya yang diproduksi di Purwakarta, terus menurun. Hal ini tidak sejalan dengan kapasitas produksi pabrik yang jauh melebihi kebutuhan pasar.
- Kesulitan Mendapatkan Pasokan Lokal: Bata kesulitan mendapatkan pasokan lokal yang berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan produksinya.
Jejak Sejarah Panjang:
- Merek Ikonik: Bata telah menjadi merek alas kaki pilihan masyarakat Indonesia sejak tahun 1931. Harganya yang murah, kualitasnya yang baik, dan kemudahan aksesnya menjadi alasan utama popularitasnya.
- Menjadi Bagian Budaya: Merek ini bahkan terdaftar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sebagai “benda yang berbentuk persegi panjang seperti kotak atau peti kecil”.
- Berawal dari Ceko: Didirikan oleh Tomas Bata di Ceko pada tahun 1894, Bata kemudian berekspansi ke berbagai negara, termasuk Indonesia.
- Menjadi ‘Raja Sepatu’ di Hindia Belanda: Bata mendirikan pabrik di Kalibata pada tahun 1939 dan menjadi penguasa pasar alas kaki di Hindia Belanda.
- Sepatu Favorit Sukarno: Proklamator kemerdekaan Indonesia, Sukarno, tercatat sebagai salah satu pengguna setia sepatu Bata.
Masa Depan yang Tidak Pasti:
Penutupan pabrik Purwakarta menandakan babak baru bagi Bata di Indonesia. Merek ini harus beradaptasi dengan perubahan zaman dan menghadirkan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan selera konsumen masa kini.
Apakah Bata mampu bangkit dari keterpurukan dan kembali menjadi raja sepatu di Indonesia? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor