BeritaInvestor.id – Pasar finansial China dipenuhi rumor bahwa Bank Rakyat China (PBOC) akan segera mulai membeli obligasi pemerintah. Namun, kenyataannya PBOC justru menghadapi masalah yang berbeda: terlalu banyak pihak yang berminat membelinya.
Minimnya alternatif investasi lain membuat bank-bank di China beramai-ramai menyerbu obligasi pemerintah yang minim risiko tersebut. Reli obligasi selama enam bulan terakhir telah mendorong imbal hasil obligasi pemerintah China ke level terendah dalam lebih dari dua dekade. Hal ini menjadikan obligasi China sebagai anomali di tengah tren penurunan pasar obligasi global, sekaligus memicu upaya PBOC untuk membalikkan tren tersebut.
Menurut sumber yang mengetahui masalah ini, PBOC telah memperingatkan bank-bank di setidaknya dua provinsi untuk mengurangi investasi obligasi jangka ultra-panjang. PBOC juga telah meningkatkan tekanan verbal terhadap tren kenaikan harga obligasi (bond bulls). Upaya tersebut tampaknya membuahkan hasil: imbal hasil obligasi pemerintah China tenor 10 tahun naik sekitar 13 basis poin dari level terendahnya minggu lalu.
Ada banyak alasan mengapa PBOC tidak menyukai tingkat bunga yang sangat rendah pada obligasi pemerintah. Tingkat bunga rendah menambah tekanan pelemahan yuan, yang sedang berusaha disangga oleh PBOC. Selain itu, hal tersebut juga mencerminkan pesimisme terhadap kondisi ekonomi, yang sedang mereka coba stimulasi. Lebih lanjut, tingkat bunga rendah berpotensi menimbulkan risiko terhadap stabilitas keuangan di masa depan.
Dilema PBOC:
- Dampak Negatif Tingkat Bunga Rendah:
- Melemahkan yuan
- Mencerminkan pesimisme terhadap ekonomi
- Meningkatkan risiko stabilitas keuangan
- Tantangan Membatasi Investasi:
- Investor minim alternatif investasi lain
- Obligasi pemerintah dianggap minim risiko
Saat ini, PBOC berada dalam dilema. Di satu sisi, mereka perlu mencegah agar tingkat bunga obligasi pemerintah tidak terus turun. Di sisi lain, mereka juga perlu menjaga agar pasar keuangan tetap stabil dan likuid. Langkah yang akan diambil PBOC selanjutnya masih menjadi sorotan, dan diperkirakan akan berdampak signifikan terhadap pasar obligasi China dan ekonomi secara keseluruhan.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor