Berita Investor
No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
Berita Investor
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator
No Result
View All Result
Berita Investor
No Result
View All Result

Harga Nikel Melonjak, Emiten Nikel Indonesia Diuntungkan?

by Tim Redaksi
23, April, 2024
in Ekonomi
0
Penutupan Tambang Nikel di Australia, Tanda Memburuknya Pasar
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

BeritaInvestor.id – Harga nikel berjangka 3 bulan di bursa LME mengalami kenaikan signifikan pada Jumat (19/4/2024) dan mencapai level tertingginya di tahun 2024, yaitu US$ 19.326/ton. Kenaikan ini menandai pertama kalinya harga nikel menembus level US$ 19.000/ton sejak September 2023. Secara kumulatif sepanjang pekan lalu, harga nikel menguat +8,6% wow.

Menurut Stockbit Sekuritas dalam ulasannya pada 22 April 2024, beberapa faktor yang mendorong kenaikan harga nikel belakangan ini antara lain:

  • Larangan perdagangan atas produk logam nikel buatan Rusia yang dikeluarkan oleh pemerintah AS dan Inggris.
  • Keterlambatan persetujuan RKAB pertambangan nikel di Indonesia yang berpotensi mengurangi pasokan.
  • Kabar yang beredar di pasar bahwa otoritas Cina tengah berencana untuk melakukan pembelian produk nickel pig iron (NPI) hingga 200 ribu ton.

Kenaikan harga nikel ini diprediksi akan berimbas positif pada emiten produsen nikel seperti PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL), dan PT Merdeka Battery Materilas Tbk (MBMA).

Sr Investment Analyst Stockbit, Anggaraksa Arismunandar, mengatakan bahwa membaiknya harga nikel setelah sempat tertekan hingga level US$ 15.000/ton pada awal 2024 berpotensi berimbas pada kenaikan rata-rata harga jual (ASP) yang dinikmati oleh emiten-emiten tersebut.

Baca:

Pertamina Drilling Gencar Bor Migas di Kaltara untuk Tingkatkan Produksi Nasional

Kemendag Evaluasi Regulasi dan Kolaborasi Mitigasi Krisis Ritel

“Kenaikan ASP berujung pada kenaikan pendapatan secara tahunan, mengingat NCKL dan MBMA masih memiliki target kenaikan produksi tahunan yang cukup signifikan pada 2024,” jelas Anggaraksa.

Keunggulan lain dari emiten nikel Indonesia adalah struktur biaya yang lebih rendah. Per 2023, emiten seperti INCO dan NCKL memiliki biaya kas (cash cost) di kisaran US$ 10.000/ton.

“Jika struktur biaya yang lebih rendah ini dapat dipertahankan, maka emiten-emiten produsen nikel di Indonesia dapat menikmati margin keuntungan yang lebih baik ketika harga nikel naik, serta dapat terus bertahan pada situasi harga nikel sedang melemah,” pungkas Anggaraksa.

Pada penutupan bursa hari Senin (22/4/2024), sejumlah saham produsen nikel tercatat menguat, dengan NCKL +9,7%, INCO +0,2%, ANTM +0,6%, dan MBMA +0,9%.


Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor

Tags: ANTM SahamHarga NikelMBMA SahamNCKL Saham
Previous Post

Saham Hillcon (HILL) Terjun Bebas, BEI Umumkan UMA

Next Post

Rupiah Melemah, Bukan Karena Konflik Timur Tengah: Penjelasan Dirut BCA

Next Post
BI Tahan Suku Bunga, Rupiah Diprediksi Masih Stabil

Rupiah Melemah, Bukan Karena Konflik Timur Tengah: Penjelasan Dirut BCA

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Home
  • Tentang Kami
  • Pedoman Media Siber
  • Disclaimer

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor

No Result
View All Result
  • Home
  • Ekonomi
  • Emiten
  • Regulator

Hak Cipta © 2023 - Berita Investor