BeritaInvestor.id – Harga batu bara kembali mengalami penurunan pada Kamis (4/4/2024) untuk dua hari berturut-turut. Penurunan ini dipicu oleh beberapa sentimen negatif dari China, Australia, dan Jerman.
Di China, harga batu bara merosot dan diperkirakan akan terus turun hingga awal musim panas. Hal ini disebabkan oleh lonjakan produksi dan lemahnya permintaan yang membebani pasar. Pemerintah China yang memprioritaskan produksi untuk memastikan keamanan energi juga berpotensi menekan impor bahan bakar fosil dan berdampak buruk pada para penambang di negara tersebut.
Di Australia, Pemerintah Australia memperkirakan harga dan ekspor batu bara metalurgi akan lebih rendah pada 2023/2024. Hal ini berdasarkan perkiraan terkini Departemen Perindustrian, Ilmu Pengetahuan dan Sumber Daya Australia yang dirilis pada akhir Maret lalu.
Di Jerman, 15 pembangkit listrik tenaga batu bara ditutup pada akhir pekan. Hal ini merupakan bagian dari upaya pemerintah Jerman untuk meningkatkan rencana penghapusan bahan bakar fosil secara bertahap dalam upaya memenuhi target iklim. Penutupan ini berpotensi mengurangi permintaan batu bara di Jerman.
Berikut beberapa rincian penurunan harga batu bara:
- Harga batu bara Newcastle:
- Kontrak April 2024: turun US$ 1,45 menjadi US$ 128,2 per ton
- Kontrak Mei 2024: turun US$ 2,5 menjadi US$ 128,9 per ton
- Kontrak Juni 2024: turun US$ 2,15 menjadi US$ 130,3 per ton
- Harga batu bara Rotterdam:
- Kontrak April 2024: turun US$ 1,3 menjadi US$ 116,5
- Kontrak Mei 2024: turun US$ 2 menjadi US$ 113,45
- Kontrak Juni 2024: turun US$ 1,55 menjadi US$ 113,2
Penurunan harga batu bara ini dapat memberikan dampak negatif bagi perusahaan-perusahaan batu bara, terutama di Indonesia. Investor perlu mencermati perkembangan situasi ini dan mempertimbangkannya dalam strategi investasinya.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor