BeritaInvestor.id – PT Waskita Karya Tbk (WSKT), salah satu BUMN Karya terbesar di Indonesia, tengah menghadapi tantangan berat dalam mengatasi lilitan utang yang mencapai Rp 41,2 triliun per Desember 2023. Negosiasi restrukturisasi utang dengan kreditur perbankan dan pemegang Obligasi berjalan alot, hingga membuat perusahaan harus menerapkan standstill sejak Februari 2023.
Kondisi ini membuat Waskita kesulitan memenuhi kewajiban finansialnya kepada kreditur. Proses standstill berarti penundaan sementara pembayaran bunga dan pokok utang. Meskipun negosiasi alot, ada titik terang dengan semakin mengerucutnya pembahasan menuju kesepakatan restrukturisasi.
Upaya Waskita dalam Restrukturisasi Utang:
- Pengajuan term sheet restrukturisasi final pada Februari 2023. Ini merupakan dokumen yang berisi proposal rinci mengenai rencana restrukturisasi, termasuk perpanjangan waktu pembayaran, penurunan suku bunga, dan pengurangan pokok utang.
- Target penandatanganan Master Restructuring Agreement (MRA) pada April 2024. MRA adalah kesepakatan induk yang mengikat seluruh kreditur terkait skema restrukturisasi utang.
- RUPO (Rapat Umum Pemegang Obligasi) kembali pada 22 Maret 2024. Ini dilakukan untuk mendapatkan persetujuan dari pemegang Obligasi non-penjaminan yang belum menyetujui skema restrukturisasi sebelumnya.
- Penyampaian proposal restrukturisasi final untuk penjaminan pada 29 Februari 2024. Proposal ini ditujukan kepada kreditur yang mendapat penjaminan, seperti perbankan dengan Kredit Modal Kerja (KMK) dan pemegang Obligasi penjaminan.
Tantangan dan Jalan Terjal Waskita:
- Negosiasi alot dengan kreditur: Mencapai kesepakatan dengan berbagai pihak yang memiliki kepentingan berbeda, tentu membutuhkan waktu dan kompromi.
- Waktu pelunasan utang yang panjang: Waskita memperkirakan butuh 17 tahun, hingga 2039, untuk melunasi seluruh utang dengan kemampuan bayar bunga hanya 3,5% per tahun.
- Sumber pembayaran utang: Rencana Waskita untuk menutup utang berasal dari divestasi ruas tol (80% atau Rp 35 triliun), proyek eksisting (Rp 8 triliun), dan margin proyek baru (Rp 4 triliun). Keberhasilan divestasi ruas tol dan perolehan profit dari proyek menjadi kunci agar rencana ini berjalan mulus.
Harapan dan Prospek Waskita:
Meskipun menghadapi tantangan berat, ada harapan bagi Waskita untuk bangkit. Jika restrukturisasi utang berhasil dirampungkan, beban keuangan perusahaan akan berkurang signifikan. Ini akan membuat Waskita memiliki ruang gerak yang lebih luas untuk perbaikan kinerja keuangan dan pengembangan usaha.
Faktor-faktor yang Menunjang Keberhasilan Waskita:
- Dukungan pemerintah: Sebagai BUMN, Waskita berpotensi mendapat dukungan pemerintah dalam proses restrukturisasi dan pengembangan usaha ke depannya.
- Fokus pada profitabilitas proyek: Waskita perlu memastikan profitabilitas proyek-proyek yang sedang dan akan dikerjakan. Dengan demikian, arus kas perseroan akan meningkat dan bisa digunakan untuk membayar utang.
- Efisiensi biaya operasional: Upaya efisiensi biaya operasional akan mengurangi pengeluaran perusahaan dan meningkatkan profitabilitas.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor
