BeritaInvestor.id – Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) ditutup melemah 1,48% ke Rp 10.000 pada perdagangan 13 Maret 2024. Namun, di awal sesi I, BBCA sempat melambung tinggi dan mencetak level puncak terbarunya di Rp 10.400.
Pencapaian ini menunjukkan kepercayaan investor terhadap kinerja BBCA yang solid. Pada tahun 2023, bank swasta terbesar ini berhasil mencetak laba bersih sebesar Rp 48,6 triliun, tumbuh 19,4% secara tahunan.
BBCA Gelar RUPST, Bahas Penggunaan Laba Bersih
Pada hari ini, 14 Maret 2024, BBCA menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Salah satu agenda rapat adalah penetapan penggunaan laba bersih perseroan.
Direksi BBCA mengusulkan laba bersih untuk disisihkan sebagai dana cadangan, dividen tunai, dan sisa laba ditahan. Sebelumnya, BBCA telah membagikan dividen interim senilai Rp 5,23 triliun atau Rp 42,5/saham pada 20 Desember 2023.
Lo Kheng Hong: BCA Wonderful Company
Investor kawakan Lo Kheng Hong menilai BCA sebagai “wonderful company”. Dalam 23 tahun, saham BBCA telah memberikan capital gain kepada masyarakat sebesar 26.000%.
Sejak IPO tahun 2000, market cap BCA telah terbang 25.919%. Per 13 Maret 2024, market cap BBCA mencapai Rp 1.232,75 triliun, melambung hampir 30.000% dari IPO.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor