BeritaInvestor.id – Dalam sebuah pergerakan pasar yang dramatis, saham PT Mitra Pack Tbk. (PTMP) mengalami Auto Reject Bawah (ARB) setelah baru saja diumumkan sebagai bagian dari Indeks LQ45. Saham perusahaan ini terpantau turun tajam sebesar 24,82% pada pukul 14:30 WIB, ditutup pada harga Rp 212.
Kejatuhan ini terjadi di tengah volume perdagangan yang tinggi, dengan 6,279,199 lot saham yang berhasil diperjualbelikan. Nilai transaksi pun mencatat angka yang mengesankan, tercatat sebesar 188.3 miliar, dengan frekuensi transaksi yang mencapai 73,215 kali selama sesi perdagangan.
Data dari bursa juga menunjukkan adanya tekanan jual yang kuat, dengan harga offer terendah saham PTMP berada di angka yang sama dengan harga penutupannya yaitu 212. Total Offer sangat besar, mencapai 233,067 lot, mengindikasikan sentimen negatif yang kuat dari para investor.
Pengumuman keikutsertaan PTMP dalam Indeks LQ45 seharusnya menjadi kabar baik bagi perusahaan, mengingat status tersebut menandakan stabilitas dan likuiditas yang tinggi. Namun, entah karena faktor eksternal atau internal, pasar bereaksi negatif terhadap saham yang secara historis dikategorikan sebagai salah satu saham dengan performa baik.
Analis pasar masih berusaha menggali lebih dalam untuk memahami penyebab pasti dari penurunan drastis ini. Beberapa spekulasi mengarah pada Kinerja perusahaan tidak memenuhi ekspektasi atau adanya isu yang belum terungkap ke publik.
Pihak PT Mitra Pack Tbk. belum memberikan pernyataan resmi terkait dengan pergerakan harga saham ini. Investor disarankan untuk tetap waspada dan menunggu informasi lebih lanjut sebelum mengambil keputusan investasi apapun.
Pasar saham selalu penuh dengan ketidakpastian, dan kasus PTMP ini menjadi pengingat akan volatilitas yang dapat terjadi bahkan pada saham-saham yang dianggap stabil. Ke depannya, mata investor akan tertuju pada langkah yang akan diambil oleh PTMP untuk memulihkan kepercayaan pasar dan kembali ke jalur pertumbuhan.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor