BeritaInvestor.id – Calon wakil presiden nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka kembali menyodorkan Carbon Capture and Storage (CCS) sebagai salah satu solusi untuk transisi energi.
Dalam Debat Cawapres 2024, Minggu (21/1/2024), Gibran mengatakan bahwa CCS perlu menjadi bagian dari agenda transisi energi menuju net zero emission (NZE) pada 2060.
“Jika kita menyinggung masalah soal karbon, maka kita juga harus menyinggung soal pajak karbon, carbon storage, juga carbon capture. Agenda ke depan tentu kita harus mendorong transisi menuju energi hijau,” ujar Gibran.
CCS adalah teknologi yang menangkap karbon dioksida (CO2) dari berbagai sumber emisi, seperti pembangkit listrik tenaga fosil, industri, dan transportasi, lalu menyimpannya di bawah tanah.
Teknologi ini dinilai dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dan mencapai target NZE.
Namun, CCS juga menuai kritik karena dinilai mahal dan belum sepenuhnya terbukti efektif.
Pro dan Kontra CCS
Di satu sisi, CCS dinilai dapat menjadi solusi yang efektif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Pasalnya, teknologi ini dapat menangkap karbon dioksida dari berbagai sumber emisi, termasuk sumber emisi yang sulit dihilangkan dengan cara lain, seperti industri semen dan baja.
Selain itu, CCS juga dapat membantu menjaga ketahanan energi, dengan memungkinkan penggunaan sumber energi fosil yang lebih bersih.
Namun, di sisi lain, CCS juga menuai kritik karena dinilai mahal dan belum sepenuhnya terbukti efektif.
Biaya pembangunan dan pengoperasian fasilitas CCS dinilai cukup tinggi.
Selain itu, CCS juga masih menghadapi sejumlah tantangan teknis, seperti potensi kebocoran karbon dioksida dari penyimpanan bawah tanah.
Pandangan Ahli
Pandangan ahli mengenai CCS juga terbagi menjadi dua kubu.
Kubu pertama menilai bahwa CCS masih diperlukan untuk mencapai target NZE.
Kubu ini berpendapat bahwa CCS dapat menjadi solusi yang efektif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dari sumber emisi yang sulit dihilangkan dengan cara lain.
Kubu kedua menilai bahwa CCS tidak perlu dilanjutkan karena dinilai mahal dan belum sepenuhnya terbukti efektif.
Kubu ini berpendapat bahwa fokus transisi energi sebaiknya diarahkan pada pengembangan energi terbarukan, yang dinilai lebih murah dan efektif dalam mengurangi emisi gas rumah kaca.
Disclamer : keputusan pembelian / penjualan Saham sepenuhnya ada di tangan investor